BAKTI KAMI UNTUK MENTAWAI
Pengabdian Masyarakat Top Down Kepulauan Mentawai
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemanfaatan Sumberdaya Hayati Lokal Menunjang Kebutuhan Keluarga Kecamatan Siberut Selatan – Kepulauan Mentawai
Pulau Siberut di Kepulauan Mentawai yang merupakan pulau terluar di pantai barat Indonesia, image masyarakat kota, Kepulauan Mentawai lebih pada wisata laut, terkenal dengan gelombang laut yang bisa dinikmati oleh peselancar terutama dari mancanegara serta budaya local yang unik.
Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, ITB dan Jurusan Biologi, FMIPA UNAND hadir mulai 2019 melihat potensi Keanekaragaman Hayati dan selanjutnya di tahun 2021 di Desa Mailepet Kecamatan Siberut Selatan memperkenalkan cara pemanfaatan ikan yang tak bernilai ekonomi menjadi kecap ikan serta pengawetan ikan menjadi ikan budu yang bernilai ekonomi lebih tinggi. Setelah melihat-lihat berbagai potensi yang dapat dikembangkan di Kecamatan Siberut selatan ini, pada tahun 2022 ini tim datang dan masuk ke daerah pedalaman ke Desa Matotonan. Untuk mencapai Desa ini perlu 2-3 jam pakai sampan yang cukup untuk duduk satu orang. Simak selengkapnya...
Dokumentasi Penggunaan Sumberdaya Hayati Lokal pada Masyarakat Mentawai sebagai Upaya Perlindungan Kekayaan Pengetahuan Lokal Tradisional.
Kabupaten Kepulauan Mentawai dibentuk berdasarkan UU RI No. 49 Tahun 1999 dan dinamai menurut nama asli geografisnya. Kabupaten ini terdiri dari 4 kelompok pulau utama yang berpenghuni yaitu Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan yang dihuni oleh mayoritas masyarakat suku Mentawai.
Daerah ini memiliki potensi alam yang banyak, selain dalam bidang perkebunan, pertanian dan perikanan. Daerah ini memiliki potensi untuk menjadi daerah kawasan wisata. Hasil laut merupakan salah potensi yang terus dikembangkan di kabupaten ini terutama ikan kerapu yang laku untuk di ekspor. Simak selengkapnya...
Perancangan dan Pembangunan Dermaga Sederhana Sampan Pongpong di Desa Matotonan
Desa matotonan merupakan salah satu desa di kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Desa tersebut berada di hulu Sungai Rereiket sehingga sampan menjadi moda transportasi utama bagi masyarakat. Namun demikian, Desa Matotonan belum memiliki infrastruktur yang memadai untuk mendukung transportasi tersebut seperti dermaga dan tambatan sampan yang memadai.
Saat ini masyarakat Matotonan menggunakan lereng sungai dan batang kelapa yang dicoak sebagai tangga akses naik turun penumpang dan barang. Hal ini membuat masyarakat atau pengunjung cukup sering tergelincir saat mobilisasi dari perahu menuju daratan atau sebaliknya. Simak selengkapnya...
Dokumentari dan Pembuatan Sampan Tradisional Mentawai dan Sampan Angkut Alumunium
Desa Matotonan yang berada di pedalaman Kecamatan Siberut Selatan merupakan desa paling hulu di Sungai Rereiket. Mengingat akses jalan darat yang masih belum baik, masyarakat Matotonan menggunakan sampan sebagai moda transportasi utama yang menghubungkan mereka dengan muara yang menjadi pusat pemerintahan kecamatan dan pemasok hampir seluruh kebutuhan mereka.
Selain membawa orang yang ingin mobilisasi ke muara, pusat kecamatan, sampan ini juga dimanfaatkan untuk membawa barang-barang yang dibutuhkan di Desa. Sampan ini sudah ada sejak lama, digunakan secara turun-temurun oleh masyarakat. Masyarakat Siberut menyebutnya abak (bahasa lokal sampan). Dan abak yang bermesin tempel disebut pong-pong. Simak selengkapnya...
Perancangan dan Pembuatan Pos Pengamatan untuk Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di Desa Matotonan
Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari gugusan kepulauan yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatra, tepatnya berada di Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten ini terdiri dari 4 kelompok pulau utama yaitu Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan yang dihuni oleh mayoritas masyarakat suku Mentawai.
Potensi yang besar berasal dari hasil alam dan pariwisata. Sebagai kepulauan, daerah ini menghasilkan komoditas bidang perikanan, perkebunan, dan pertanian. Masyarakat yang bermukim di daerah pedalaman masih bergantung pada hasil hutan. Simak selengkapnya...
BAKTI KAMI UNTUK MENTAWAI
Kegiatan Kami