Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemanfaatan Sumberdaya Hayati Lokal: Menunjang Kebutuhan Keluarga

Pulau Siberut di Kepulauan Mentawai yang merupakan pulau terluar di pantai barat Indonesia, image masyarakat kota, Kepulauan Mentawai lebih pada wisata laut, terkenal dengan gelombang laut yang bisa dinikmati oleh peselancar terutama dari mancanegara serta budaya local yang unik.

Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati - ITB dan Jurusan Biologi -FMIPA UNAND hadir mulai 2019 melihat potensi Keanekaragaman Hayati dan selanjutnya di tahun 2021 di Desa Mailepet Kecamatan Siberut Selatan memperkenalkan cara pemanfaatan ikan yang tak bernilai ekonomi menjadi kecap ikan serta pengawetan ikan menjadi ikan budu yang bernilai ekonomi lebih tinggi.

Setelah melihat-lihat berbagai potensi yang dapat dikembangkan di Kecamatan Siberut selatan ini, pada tahun 2022 ini tim datang dan masuk ke daerah pedalaman ke Desa Matotonan. Untuk mencapai Desa ini perlu 2-3 jam pakai sampan yang cukup untuk duduk satu orang.

Setelah lapor ke Kepala Desa Matotonan, kami berkoordinasi dengan Bu Lili (salah satu Tenaga Penyuluh Pertanian, yang Wilayah Kerja Penyuluh Pertaniannya di Desa Matotonan. Kegiatan yang kami lakukan melibatkan ibu-ibu PKK dan kami bertukar informasi yang dilanjutkan dengan pelatihan. Seperti umumnya di desa2 di Siberut, selain sagu, keladi banyak ditanam dan dikonsumsi. Melihat kondisi itu diperkenalkan pasca panen keladi (umbi talas lokal). Dua cara yang dikenalkan untuk membuat tepung talas yaitu dengan Teknologi dan Fermentasi.

Pembuatan tepung dari Talas:

Secara Teknologi:  Talas dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong, diber tipis (1-2)mm, diberi garam, diaduk hingga garam melarut, rendam irisan talas selama 10 menit, kemudian tiriskan kembali menggunakan ayakan. Cuci irisan talas dengan air bersih untuk menghilangkan sisa garam, selanjutnya ditiriskan sampai airnya tidak menetes. Jemur irisan talas sampai betul-betul kering. Sawut talas dapat disimpan terlebih dahulu atau segera digiling menggunakan grinder. - Ayak tepung talas yang sudah digiling menggunakan ayakan 80 mesh, kemudian tepung dikemas dengan kemasan tertutup.

Secara Fermentasi: Cuci bersih talas dengan air mengalir, kemudian kupas kulit talas,  dipotong dan diiris tipis-tipis (ketebalan 1-2 mm). Dapat juga dilakukan menggunakan mesin pengiris keripik. - Irisan talas direndam dengan air bersih sampai terendam selama 1-3 hari untuk menghilangkan rasa gatal pada talas. Setiap 24 jam, air rendaman diganti dengan yang bersih. - Talas yang sudah direndam ditiriskan menggunakan ayakan atau kain saring. Jemur irisan talas dibawah sinar matahari atau di dalam bangunan pengering sampai kering (kadar air 12%). - Sawut talas kering dapat disimpan dalam wadah plastic yang bersih dan tertutup sebelum digiling. - Giling sawut talas yang sudah kering menggunakan grinder, kemudian diayak menggunakan ayakan tepung (80 mesh). Tepung talas dikemas menggunakan kantong plastic yang tertutup sebelum diolah menjadi bentuk olahan lainnya.

Sambil menunggu tepung dikeringkan pada hari berikutnya ditunjukan cara menanam bibit2 sayuran yang dapat menunjang kebutuhan keluarga. Ibu-ibu PKK meminta menanam bibit sayuran di lahan TOGA (biasa disebut tanaman obat keluarga) yang biasa dikelola oleh ibu-ibu PKK se desa Matotonan. Kami menunjukan cara mengolah lahan dan bibit sayuran (kacang panjang, terong, cabe merah, cabe rawit) dan talas yang kami bawa sebagai contoh untuk demo pasca panen. Bibit talas yang kami bawa masa panennya bisa lebih singkat (sekitar 3 bulan) dari talas/keladi yang ada di Matotonan, sehingga ibu-ibu PKK sangat antusias.  

Dari ngobrol dan berinteraksi dengan masyarakat disana, mereka sangat antusias, apalagi mereka sudah memahami bagaimana keladi/talas lokal bisa diubah menjadi tepung yang pemanfaatannya serupa dengan tepung terigu yang nantinya bisa berperan sebagai bahan pembuat kue-kue dan berbagai panganan lainnya. Antusias dari anggota PKK Desa Matotonan juga terlihat dari informasi yang mereka sampaikan bahwa untuk melihat resep-resep kue seringkali mereka browsing lewat youtube atau cara yg lain. Oleh karena itu, kami juga memberikan cara mengolah tepung talas beserta resepnya seperti resep-resep untuk membuat kue bolu, donat, bolu lapis, brownies, getuk, dodol.

Kegiatan ini juga melibatkan dua mahasiswa Rekayasa Pertanian ITB yang akan tinggal selama satu bulan di Matotonan yang memungkinkan pemantauan hasil kegiatan. Tiga hari setelah kami sampai di Bandung, kami mendapat informasi bahwa tepung talas sudah siap dan dapat diolah.

950

views