Siapa Bilang Pulau Karst Maratua Tidak Bisa Produksi Sayur Segar

Pulau Maratua merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Laut Filipina. Pulau Maratua juga termasuk daerah zona perbatasan atau daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Pulau Maratua berada di Kecamatan Maratua, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.

Pulau Maratua memiliki lingkungan asri dan kekayaan biota laut yang melimpah dan menjadi destinasi pariwisata unggulan. Perekonomian masyarakat yang dominan di sektor pertanian subsektor perikanan. Daratan utama Pulau Maratua potensial untuk pengembangan pertanian dengan komoditas utama kelapa. Namun, untuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan rumah tangga dan rumah makan, penginapan/resor (antara lain sayuran) masih bergantung pada pasokan dari luar pulau.

Terdapat beberapa kendala dalam pengembangan sayuran di dataran utama pulau, seperti solum tanah yang dangkal dengan proporsi tutupan batuan karst yang tinggi; area sekitar pantai kondisi tanah berpasir dan proporsi tutupan batuan yang tinggi, porositas dan salinitas yang tinggi; kondisi air tanah atau mata air didominasi oleh kondisi yang payau; serta keterampilan petani yang masih rendah dalam bidang pertanian terutama pada kegiatan budidaya tanaman sayuran.

“Kebutuhan sayuran di Maratua masih dikirim dari Berau yang berjarak beberapa jam menggunakan perahu. Kita tahu, Berau juga bukan daerah penghasil utama tanaman sayuran. Untuk mendapatkan sayuran di Pulau Maratua bukan saja tidak murah, kesegarannya juga belum tentu terjamin, ya sudah layu,” kata Ilmuwan ITB dari Kelompok Keahlian Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk Sekolah Ilmu Teknologi Hayati (SITH), Dr. Ir. Aos, M.P.

Dr. Aos bersama Prof. Dr. Agus Dana Permana dan Dr. Mia Rosmiati kemudian melihat pendekatan teknologi hidroponik dapat menjadi salah satu jawaban atas tantangan tersebut. “Pada PKM tahun 2022 lokasi kegiatan adalah Kampung Payung-payung. Tujuan dan target kegiatan yaitu penerapan teknologi hidroponik budi daya tanaman sayuran, penyediaan produk sayuran yang berkualitas, peningkatan keterampilan petani atau keluarga petani dalam budi daya tanaman sayuran dengan teknologi hiroponik, dan peningkatan kapasitas berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam manajemen agribisnis dan pemasaran produk pertanian,” katanya.

Lokasi kegiatan kali ini yaitu di Kampung Payung-payung, Kecamatan Maratua, Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur. Kelompok sasaran diantaranya Kelompok Sadar Wisata dan tim penggerak PKK Kampung Payung-payung dengan jumlah peserta 30 orang. Selain itu, bermitra dengan pemerintah setempat, yaitu Kecamatan Maratua dan Kampung Payung-payung. Pendekatan yang dilakukan melalui kegiatan diskusi, pelatihan, dan demplot budi daya sayuran dengan teknologi hidroponik dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan. Pelatihan yang dilakukan yaitu peningkatan kapasitas dan pemasaran hasil. Selain pelatihan terdapat juga pendampingan oleh mahasiswa KKN dari program Studi Rekayasa Pertanian SITH ITB.

Kegiatan yang sudah dilakukan, yaitu penerapan teknologi hidroponik yang terdiri atas pelatihan pembuatan instalasi hidroponik, pelatihan pengelolaan nutrisi hidroponik, pelatihan penanaman tanaman sayuran hidroponik, pemeliharaan tanaman hidroponik, dan pemanenan tanaman hidroponik. Selain itu, dilakukan peningkatan kapasitas berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam manajemen agribisnis dan pemasaran produk pertanian yang meliputi diskusi dan pelatihan pentingnya manajemen kelompok, pembentukan kelompok usaha pengelola budi daya hidroponik, pengaturan jadwal pemeliharaan dan pengawasan tanaman hidroponik.

“Sejauh ini hasilnya sudah tampak. Setiap panen masyarakat sudah langsung memesan sayuran yang dihasilkan. Bahkan, sudah secara mandiri dengan menggunakan dana kampung membuat instalasi sendiri. Pihak kecamatan pun telah bergerak mengembangkannya ke kampung-kampung lainnya dengan belajar dari Kampung Payung-payung,” papar Dr. Aos.

PENULIS ARTIKEL
Dr. Ir. Aos, M.P. • Kelompok Keahlian Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk, SITH ITB

Tergabung dalam Kelompok Keahlian Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk Sekolah Ilmu Teknologi Hayati (SITH) ITB. Ia menyelesaikan studi sarjana di STP Tanjungsari , master di Unpad, dan doktor di ITB.

173

views

22 June 2023