Siapa Bilang Disabilitas Netra Tak Bisa Nikmati Sensasi Museum

Adanya museum yang bersifat inklusif bagi penyandang disabilitas merupakan salah satu bentuk perwujudan dari Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Bentuk aksesibilitas ini salah satunya ditujukan pada ruang publik sehingga tidak ada perbedaan antara masyarakat umum dan penyandang disabilitas dalam mendapatkan fasilitas pelayanan publik. Penyandang disabilitas diharapkan dapat mengakses informasi yang sama dengan masyarakat pada umumnya serta melindungi hak untuk memperoleh pengajaran dengan kualitas yang baik.

ITB bekerja sama dengan Museum Geologi Bandung dan Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Wyata Guna Bandung mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat yang dapat membantu penyandang disabilitas yang memiliki kekurangan dalam penglihatan (tunanetra) agar dapat turut menikmati koleksi yang ada di Museum Geologi.

Hal pertama yang dilakukan oleh pihak ITB yaitu melakukan wawancara dengan penyandang disabilitas netra dari Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Wyata Guna Bandung, baik yang tidak dapat melihat secara total maupun parsial guna mendapatkan informasi mengenai pendapat terkait dengan museum dari sudut pandang mereka.

Pada 19 Mei 2022, para penyandang disabilitas netra diajak untuk mengelilingi Museum Geologi agar dapat merasakan pengalaman mengunjungi museum. Para responden memberikan masukan terkait dengan museum, seperti pemberian tulisan Braille dan informasi berupa audio pada koleksi yang sedang diamati.

Pihak LPPM ITB dan Museum Geologi berkoordinasi untuk menentukan koleksi yang menjadi prioritas pembuatan koleksi sentuh dan Pojok Braille. Koleksi terpilih kemudian dibuatkan narasi berupa informasi yang akan diterjemahkan ke dalam teks Braille, serta beberapa koleksi dibuatkan model 3D agar penyandang disabilitas netra dapat menyentuh objek tersebut.

“Audiovisual mengenai koleksi dan ruangan di museum direkam dari suara pemandu Museum Geologi dan tim LPPM ITB untuk mengisi konten video profil Museum Geologi yang ramah disabilitas,” kata Dr.mont. Andy Yahya Al Hakim selaku ketua tim pengabdian ITB.

Hasil kegiatan ini berupa pedestal gajah blora dan kristal ametis, pelat Braille pada koleksi sentuh, replika fosil Homo floresiensis, coelacanth, video dan audiovisual. Pedestal untuk koleksi gajah blora beserta pelat Braille diletakkan di koridor utama Museum Geologi.

“Miniatur 3D juga dibuat dari koleksi yang ada untuk membantu penyandang disabilitas netra dapat merasakan koleksi tersebut. Selain itu, dilakukan Workshop Etika Berinteraksi dengan Disabilitas Netra yang dilaksanakan pada tanggal 31 November 2022,” tutur Dr.mont. Andy.

PENULIS ARTIKEL
Dr.mont. Andy Yahya Al Hakim • Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumber Daya Bumi Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB

.

93

views

01 November 2023