Setelah Gempa Menghapus Sumber Air, Pengabdian ITB Bangun Instalasi Baru

Desa Tampalang merupakan desa hasil pemekaran di Kecamatan Tappalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Desa Tampalang merupakan daerah dengan produktivitas akuifer rendah-sedang. Ketersediaan air bersih meniadi persoalan mendasar di beberapa dusun di desa ini.

Keberadaan mata air yang jauh di atas perbukitan dan muka air tanah yang cukup dalam menyebabkan perkampungan di desa ini cenderung kekurangan air bersih, terutama pada musim kemarau. Peristiwa gempa bumi Mamuju yang berkekuatan 6,2 SR pada 15 Januari 2021 selain memakan korban jiwa dan merusak ribuan rumah juga mengganggu kesetimbangan air tanah di daerah Mamuju, khususnya Desa Tampalang.

Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, tim pengabdian masyarakat ITB melaksanakan kegiatan pemetaan sumber daya air dan instalasi air bersih di Dusun Tappalang, Desa Tampalang. Lokasi penelitian secara administratif berada di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. “Secara umum sebaran litologi yang terdapat pada daerah penelitian didominasi oleh batuan beku, produk gunung api, batu gamping, batuan metamorf, dan aluvium,” papar Ilmuwan ITB dari Kelompok Keahlian Petrologi, Vulkanologi, dan Geokimia Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Dr. Eng. Ir. Very Susanto, S.T, M.T. yang memimpin tim melakukan pengabdian.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini didahului dengan focus group discussion bersama masyarakat yang dilakukan di Dusun Tappalang dan Dusun Karatuang. Selain itu, dilakukan survei sumber air dengan mengukur sifat fisik air, yaitu berbau dan tidak berasa.

“Data yang diukur meliputi TDS (total dissolved diakibatkan lokasi pengeboran yang dekat solid), pH, suhu, standar konduktivitas, dan salinitas. Selain itu, dilakukan pendugaan bawah permukaan dengan metode geolistrik untuk mengetahui nilai resistivitas batuan sehingga diperoleh akuifer yang produktif,” paparnya.

Hasil pengukuran geolistrik memperoleh lapisan batuan dengan nilai resistivitas yang rendah. Pada titik 1 (GL1) ditemukan akuifer dangkal pada kedalaman 20-44 m dengan jenis litologi aluvium. Pada titik 2 (GL2) ditemukan akuifer dangkal pada kedalaman 10-50 m dengan jenis litologi batu gamping klastik.

Setelah dilakukan sampling air tanah sebanyak tiga kali (pada kedalaman 30m, 45m, dan 60m) didapatkan air tawar yang layak sebagai air baku pada kedalaman 60 m dengan nilai TDS 905 ppm, tidak berbau, dan tidak berasa. Nilai TDS tergolong relatif tinggi, hal ini diakibatkan lokasi pengeboran yang dekat dengan pantai sehingga memungkinkan terjadinya percampuran dengan air laut.

Kualitas air pada titik yang menjadi sumber air baku menunjukkan nilai TDS yang cukup tinggi, tetapi masih memenuhi standar kualitas air baku. Pada titik inilah tim membangun instalasi air bersih yang meniadi sumber air bersih untuk 200 kepala keluarga dan satu Masjid 45 Syuhada At Taawun. Program ini juga ditampilkan dalam poster dan presentasi pada Konferensi Endinamosis 2022 dengan judul "Post-earthquake fresh water supply in Coastal Area, A case of Mamuju, Sulawesi Barat".

PENULIS ARTIKEL
Dr. Eng. Ir. Very Susanto, S.T, M.T. • KK Petrologi, Vulkanologi, dan Geokimia, FITB ITB

Tergabung dalam Kelompok Keahlian Petrologi, Vulkanologi, dan Geokimia Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB. Ia menyelesaikan studi sarjana dan masternya di ITB, lalu melanjutkan studi S-3-nya di Kyushu University, Fukuoka, Jepang..

139

views

28 July 2023