Kecamatan Kualin dan Kecamatan Kolbano adalah dua kecamatan yang saling bersebelahan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mempunyai potensi pengembangan wisata pantai yaitu di Pantai Oetune, Desa Tuafanu, Kecamatan Kualin dan Pantai Kolbano, Desa Kolbano, Kecamatan Kolbano.
Mengingat potensi wisatanya, kedua tempat tersebut diprediksi akan berkembang dengan pesat. Namun, terdapat kelemahan dari objek wisata tersebut, yaitu kurangnya akses air bersih dan kurangnya toilet umum serta toilet yang sudah ada dalam keadaan kotor atau tidak terawat. Di Pantai Kolbano, fasilitas toilet atau MCK masih kurang untuk masyarakat dan wisatawan dan menjadi prioritas kebutuhan wisatawan, sedangkan di Oetune masih kurangnya penyediaan air bersih.
Berdasarkan permasalahan di atas, kegiatan pengabdian masyarakat terkait penyediaan air bersih dan renovasi toilet perlu dilakukan. Penyediaan air bersih bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan, mengurangi kejadian penyakit yang disebabkan air yang tercemar dan juga berperan penting dalam meningkatkan standar atau tingkat kualitas hidup. Toilet juga merupakan salah satu fasilitas sanitasi dasar yang dibutuhkan untuk mendukung kesehatan masyarakat maupun wisatawan.
Program pengabdian kepada masyarakat ini dipimpin oleh Dr. Ir. Katharina Oginawati, M.S. yang tergabung dalam Kelompok Keahlian Teknologi Pengelolaan Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB. Program ini diharapkan dapat mendukung salah satu poin dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) pada sektor lingkungan hidup, yaitu memastikan masyarakat mencapai akses universal atas air bersih dan sanitasi serta dapat memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat dengan adanya destinasi wisata yang telah memiliki akses air bersih dan sanitasi yang layak.
Berdasarkan hasil survei, masyarakat Desa Tuafanu mengandalkan sumur sebagai sumber air bersih untuk keperluan rumah tangga dan air minum, tetapi akses air bersih tidak merata dan terdapat jaringan pipa yang bocor. Sementara, pada Desa Kolbano ditemukan kurangnya jumlah toilet dibandingkan dengan jumlah penduduk dan kualitas infrastruktur yang tidak memadai. Pendataan masyarakat dilakukan untuk melibatkan masyarakat dalam proses pekerjaan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat setempat.
Focus group discussion (FGD) dilakukan secara terpisah dengan tujuan melakukan sosialisasi kegiatan pengabdian masyarakat. Disepakati, di Desa Tuafanu akan dipasang pompa submersible dan generator set, sedangkan pada Desa Kolbano akan dilakukan renovasi empat toilet.
Pengadaan air di Desa Tuafanu membutuhkan 1 pompa air submersible, 1 generator set dan rumah generator set dengan dinding triplek dan atap seng, pipa 2 in 1, dan 1 buah bak penampung. Renovasi toilet di Desa Kolabano membutuhkan empat kloset leher angsa, atap seng, pintu toilet dan bahan campuran untuk lantai semen.
Proses pengadaan air bersih di Dusun Poni, Desa Tuafanu dimulai dengan pengangkutan alat dan bahan ke lokasi sumur serta lokasi peletakan reservoir. Generator set dipasang dan dihubungkan dengan pompa air submersible. Rumah generator set dibangun bersama masyarakat setempat. Pengetesan debit air pompa dilakukan terlebih dahulu sebelum pembangunan dilanjutkan pada pemasangan jalur pipa dan reservoir.
Proses renovasi toilet di Dusun Noesopu, Desa Kolbano dimulai dengan pemasangan kloset leher angsa kemudian dilanjutkan dengan perbaikan atap, lantai, serta toilet. Proses renovasi dilaksanakan pada empat lokasi yang telah ditetapkan, dengan kerusakan pada pintu, atap, dan kloset.
Penyediaan akses air bersih meminimalkan kemungkinan masyarakat dan wisatawan untuk mengalami kekurangan air saat musim kemarau serta waktu dan jarak tempuh untuk memperoleh air bersih dapat berkurang. Renovasi toilet/jamban memberikan manfaat baik bagi masyarakat dan wisatawan karena berkaitan dengan cakupan sanitasi layak dan peningkatan kesehatan masyarakat.
“Kegiatan pengabdian masyarakat telah dilaksanakan dengan lancar dan baik. Berbagai pihak terutama mitra, masyarakat dan aparatur desa/dusun berperan aktif dalam kegiatan ini. Hasil dari pengabdian masyarakat diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan wisatawan serta berperan dalam mendukung SDGs (akses air bersih dan sanitasi layak),” tutur Dr. Katharina Oginawati.
Tergabung dalam Kelompok Keahlian Teknologi Pengelolaan Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB. Ia menyelesaikan studi sarjana hingga doktornya di ITB.