Warga Desa Haurngombong umumnya berprofesi sebagai petani yang sangat menggantungkan mata pencahariannya terhadap kondisi tanah dan pengairan di lahan pertaniannya. Sementara itu, ketersediaan kadar nitrogen di dalam tanah sawah dan kebun di Desa Haurngombong bervariasi antara 0,17%-0,41%. Selain itu, air dan irigasi menjadi masalah utama untuk budi daya tanaman hortikultura pada musim kemarau.
Oleh karena itu, kegiatan pengembangan budi daya tanaman buah naga pada lahan kering bagi warga Desa Haurngombong, Kabupaten Sumedang sebagai Desa Binaan ITB yang dilakukan oleh Kelompok Keilmuan Sains dan Bioteknologi Tumbuhan SITH ITB bertujuan untuk menunjukkan potensi buah naga sebagai tanaman alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan lahan kering yang terdapat di Desa Haurngombong.
Di bawah payung pengabdian kepada masyarakat, tim Kelompok Keilmuan Sains dan Bioteknologi Tumbuhan SITH ITB melakukan pengembangan plot percontohan lahan kering yang telah dibudidayakan dengan tanaman buah naga di Kebun Pendidikan ITB Desa Haurngombong. “Kami juga melakukan pendampingan budi daya tanaman buah naga pada lahan kering melalui pelatihan di Kebun Pendidikan ITB Desa Haurngombong,” jelas Dr.Taufikurahman sebagai Ketua Pengelola Kebun Pendidikan Haurngombong ITB.
Kebun Pendidikan merupakan salah satu satu sarana yang dikembangkan oleh Institut Teknologi Bandung untuk menjalankan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi seluruh sivitasnya. Salah satu Kebun Pendidikan ITB tersebut terletak di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Desa Haurngombong adalah desa yang memiliki luas 219 hektare dan berjarak sekitar 30 km dari kampus ITB Jatinangor.
Kebun Pendidikan ITB yang terletak di Desa Haurngombong tersebut saat ini sedang dikelola oleh Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati. Beberapa kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang telah dilaksanakan di Kebun Pendidikan tersebut di antaranya adalah pemanfaatan lahan bagi kegiatan penelitian dosen dan mahasiswa, kegiatan kuliah lapangan bagi mahasiswa mata kuliah di Program Studi Rekayasa Hayati dan Rekayasa Pertanian, serta kegiatan pengabdian masyarakat bagi warga Desa Haurngombong.
“Saya harap dengan diadakannya kegiatan ini akan meningkatkan pemahaman warga Desa Haurngombong tentang budi daya tanaman buah naga pada lahan kering mendorong keterlibatan warga Desa Haurngombong pada pengembangan pilot plot lahan kering yang telah dibudidayakan dengan tanaman buah naga di Kebun Pendidikan ITB, serta penerapan sains dan teknologi tumbuhan bagi warga desa,” sebut Dr. Taufikurahman.
Tergabung dalam Kelompok Keahlian Sains dan Bioteknologi Tumbuhan Sekolah Ilmu dan Hayati (SITH) ITB. Setelah mendapatkan gelar sarjananya di ITB, ia menyelesaikan S-2 di Technische Universitat Munchen, Munchen, Jerman..