Menggantikan Dengkul, Alat Pelengkung Rotan Multi-arah untuk Pasar Kontemporer Industri Furnitur Rotan

Terdapat lebih dari 1.200 unit usaha mikro, menengah, hingga skala besar yang bergerak dalam industri pengolahan rotan menjadi furnitur di Cirebon. Dalam memenuhi kecepatan, kapasitas, dan kualitas produksi furnitur rotan, terdapat kebutuhan alat bantu pembengkok rotan. Selama ini, Studio Mastori dan ratusan IKM di daerah tersebut hanya mengandalkan meja pembengkok sederhana dengan pipa besi sebagai jig, selain penggunaan telapak kaki. Namun, penggunaan alat ini kurang praktis bila perajin ingin melengkungkan rotan dengan ukuran kurva radius rotan yang beragam.

Terlebih, saat ini desain kursi rotan semakin beragam dengan bentuk-bentuk lengkungan radius yang ekstrem dan juga arah tekukan berbelok ke multiarah dari sumbu X, Y, dan Z.

Tim ilmuwan ITB dipimpin oleh Deny Willy Junaidy, Ph.D. yang tergabung dalam Kelompok Keahlian Manusia dan Ruang Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB menciptakan alat bantu dalam program pengabdian masyarakat “Desain Alat Penekuk Batang Rotan Manau Multi Arah untuk Mendukung Tren Pasar Kontemporer Produk Home-décor IKM Furnitur Rotan di Cirebon”.

“Pembuatan alat ini membantu proses produksi desain yang mendukung tren pasar produk kontemporer dengan desain-desain yang semakin ekstrem dari radius lengkungan atau bengkokan serta arah lengkungan yang beragam,” kata Deny Willy, Ph.D. Solusi ini akan memberikan keluaran berupa alat pembengkok rotan multi arah dengan mekanisme yang meringankan beban kerja, 50% dari tenaga untuk membengkokkan rotan berukuran diameter 20 mm hingga 30 mm akan dapat dilakukan dengan mudah.

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan metode pendampingan, yakni kasus penurunan produktivitas kerja penggunaan alat pembengkok yang sederhana dipelajari secara singkat melalui pengamatan langsung. Desain awal yang sudah disiapkan dibuat beserta dengan dummy-nya yang dilanjutkan oleh pendetailan aspek mekanik dan pembuatan gambar kerja alat penekuk rotan.

“Dengan adanya desain baru ini, 50% daya yang diperlukan tergantikan oleh batang penekuk. Aksis dari cakram dapat diputar dengan pivot kurang dari 180 derajat sehingga pembengkokan batang dapat diubah ke berbagai arah untuk menghasilkan lengkungan dan bengkokan hingga ke berbagai arah,” tutur Deny Willy, Ph.D.

Teknologi tepat guna ini merupakan hilirisasi produk teknologi hasil penelitian dan pengembangan perguruan tinggi ke masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan produktivitas, nilai tambah, kualitas maupun daya saing produk berbasis iptek untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

PENULIS ARTIKEL
Deny Willy Junaidy, Ph.D. • KK Manusia dan Ruang Interior, FSRD ITB

Tergabung dalam Kelompok Keahlian Manusia dan Ruang Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB. Ia menyelesaikan studi sarjana dan masternya di ITB, kemudian melanjutkan program doktornya di Japan Avanced Institut Of Science And Technology, Jepang..

210

views

26 May 2023