Mempersenjatai Airboat untuk Mengatasi Serbuan Eceng Gondok

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) di beberapa danau atau waduk sudah menjadi hama yang mengganggu. Keberadaan eceng gondok kerap menyumbat turbin pembangkit listrik atau mengganggu lalu lintas masyarakat yang menggunakan perahu sebagai moda transportasi.

Sebagai contoh Danau Cirata yang merupakan bagian dari aliran Sungai Citarum yang melingkupi Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Purwakarta. Menurut Satgas Citarum Harum Sektor 12, permukaan Danau Cirata yang tertutupi oleh eceng gondok sudah mencapai kurang lebih 300 hektare dari luasan danau sebesar 6.200 hektare (berdasar data tahun 2021). Bila tidak ditangani dengan cepat, luasan eceng gondok yang menutupi danau akan semakin besar dan potensi gangguannya menjadi lebih tinggi.

Hal serupa juga terjadi di danau atau waduk lainnya di Indonesia. Beberapa upaya sudah dilakukan dengan memanfaatkan eceng gondok untuk dijadikan produk kerajinan dan bahan bakar alternatif (briket). Akan tetapi, permasalahan besar lain yang timbul adalah bagaimana eceng gondok ini dapat berpindah dari permukaan danau ke tempat lain untuk dimanfaatkan.

Beberapa peralatan sudah didatangkan berupa konveyor yang dapat mengambil eceng gondok di permukaan air. Eceng gondok tersebut ditarik ke sebuah kapal yang besar lalu dipindahkan ke darat dengan konveyor lainnya. Akan tetapi, alat-alat tersebut tidak dapat beroperasi maksimal ketika tinggi muka air turun. Kedalaman minimal untuk alat tersebut bekerja kurang lebih 1,5-2 meter, sedangkan pada kondisi surut, kedalaman danau menjadi kurang dari 1,5 meter. Untuk mengatasi permasalahan ini perlu ada alternatif alat bantu lain yang dapat menutupi kekurangan dari peralatan yang sudah ada.

“Permasalahan pemberantasan eceng gondok yang tumbuh subur di danau atau waduk harus segera diselesaikan karena berpotensi mengganggu banyak hal, seperti mengganggu ekosistem danau, menimbulkan masalah teknis seperti penyumbatan turbin bagi waduk yang berfungsi sebagai pembangkit listrik, dan mengganggu transportasi masyarakat yang menggunakan perahu sebagai moda transportasi. Penyelesaian permasalahan eceng gondok ini cukup kompleks karena bukan sekadar memberantas eceng gondok, tetapi juga bagaimana memanfaatkan eceng gondok tersebut,” papar Dr. Muhammad Ihsan D.R.S.A.S., S.Sn., M.Sn. sebagai ketua tim pengabdian masyarakat ITB kali ini.

Kompleksitas permasalahan pemberantasan eceng gondok ini menurut pembagian tugas antara beberapa stakeholder yang terlibat. Sebagai contoh peralatan pemberantas eceng gondok yang sudah beroperasi di beberapa danau lebih efektif bekerja di danau yang memiliki kedalaman minimum 2 meter. Maka, ketika danau surut atau di beberapa tempat dengan kedalaman danau hanya sekitar 1 meter, tidak dapat dilalui oleh kapal pemberantas eceng gondok. Oleh karena itu, perlu ada sarana lain yang dapat memecahkan permasalahan tersebut.

Di sisi lain, program Citarum Harum ITB tahun 2021 telah menghasilkan perahu yang berfungsi untuk mendukung program Citarum Harum. Perahu tersebut dapat digunakan untuk moda transportasi ketika memeriksa kualitas air danau atau dapat digunakan sebagai sarana evakuasi masyarakat bila ada banjir di bantaran Sungai Citarum. Jenis perahu tersebut berupa airboat yang berbaling-baling di atas permukaan air.

 “Untuk menjawab permasalahan tersebut, akan dibuat sarana penghancur eceng gondok yang digabungkan dengan airboat sebagai kendaraannya. Diharapkan sarana tersebut dapat menjawab permasalahan pemberantasan eceng gondok yang berada di bantaran danau dengan kedalaman kurang dari 1 meter,” kata Dr. Muhammad Ihsan yang tergabung dalam Kelompok Keahlian Manusia dan Produk Industri Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB.

Tujuan dari pengabdian masyarakat Citarum Harum ini adalah membuat alat pencacah eceng gondok sebagai sarana pembantu kapal pemberantas eceng gondok yang ada di Danau Cirata. “Alat yang dibuat ini nanti akan membantu dalam mencacah eceng gondok yang berada di bantaran danau dengan kedalaman kurang dari 1,5 meter karena alat pemberantas yang sudah ada tidak dapat bergerak di areal tersebut,” ujar Dr. Ihsan.

Penanganan eceng gondok yang masif di danau-danau perlu dilakukan secara kolaborasi dari berbagai pihak. Alat penghancur eceng gondok dengan sistem ini akan menghancurkan eceng gondok dan setelah hancur dapat ditarik ke daratan untuk dimanfaatkan oleh entitas lainnya (seperti dijadikan kertas). Model ini merupakan suplemen bagi sistem penanggulangan eceng gondok yang sudah ada, antara satu model dan model lainnya bersinergi untuk menanggulangi tantangan ini.

PENULIS ARTIKEL
Dr. Muhammad Ihsan D.R.S.A.S., S.Sn., M.Sn. • KK Manusia & Desain Produk Industri, FSRD ITB

Tergabung dalam Kelompok Keahlian Manusia dan Produk Industri Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB. Ia menyelesaikan studi sarjana hingga doktornya di ITB..

513

views

19 May 2023