Memadu Kopi dengan Lebah

Petani yang tergabung dalam Forum Komunikasi Gunung Geulis di Desa Jatiroke, Kabupaten Sumedang hidup sehari-hari dengan bertani dan berkebun, salah satunya adalah membudidayakan tanaman kopi. Hal ini didukung dengan keberadaan hutan Gunung Geulis di sekitar Desa Jatiroke yang terkenal menghasilkan Kopi Gunung Geulis.

“Potensi dan kondisi yang sudah ada saat ini dinilai masih dapat dikembangkan kembali dengan melakukan integrasi dengan budi daya lebah trigona. Keberadaan lebah ini dapat meningkatkan produktivitas kopi yang sudah ditanam oleh petani sekitar,” kata ilmuwan ITB,  dari Kelompok Keahlian Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk SITH, Khalilan Lambangsari, S.T., M.Si. yang memimpin kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.

Dengan mengintegrasikan pertanian kopi dan budi daya lebah, dapat dihasilkan pula produk tambahan dengan prospek ekonomi yang tinggi yaitu madu, propolis, dan bee pollen. “Harapannya program ini mampu berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan petani melalui pendapatan tambahan selain dari sektor pertanian,” lanjut Khalilan, M.Si.

Bersama ilmuwan ITB lain, Ahim Ruswandi, S.P., M.P., dan Ujang Dinar Husyari, S.P., M.P. Tim melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, dilakukan kunjungan kepada petani di Desa Jatiroke dalam rangka pemaparan teori atau konsep terkait budi daya lebah trigona. “Selain itu, dilakukan pelatihan pemeliharaan lebah trigona pada perkebunan kopi, serta peningkatan produktivitas kopi dan madu hasil integrasi budi daya lebah dengan tanaman kopi di Desa Jatiroke,” paparnya.

Lulusan ITB tahun 2015 ini mengungkap, terdapat tantangan dalam modal awal untuk membangun kandang dan mendapatkan lebah, serta belum adanya pengalaman sebelumnya dalam budi daya lebah trigona  yang memunculkan kekhawatiran petani yang khawatir mengalami kegagalan dan kerugian dalam proses budi daya tersebut. “Namun minat masyarakat Jatiroke yang ikut serta dalam pelatihan cukup tinggi, petani menunjukkan ketertarikannya dengan aktif bertanya selama proses pelatihan,” ujar Khalilan, M.Si.

Oleh karena itu, pengembangan secara kontinu akan dilakukan pada program tahun berikutnya. “Tujuannya masyakarat di dalam kelompoknya dapat memproduksi secara mandiri produk utama dan turunan dari integrasi tanaman kopi dan lebah trigona seperti madu, propolis, biji kopi yang dikenal di pasar lokal maupun nasional, pelatihan pengemasan produk yang higienis dan menarik, bantuan pembuatan kelembagaan, bantuan pembukaan pasar untuk produk yang dihasilkan”.*

Contact: khalilan@sith.itb.ac.id

PENULIS ARTIKEL
Khalilan Lambangsari, S.T., M.Si. • Kelompok Keahlian Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk – Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB

Tergabung dalam Kelompok Keahlian Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk – Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, selain aktif di Pusat Pemberdayaan Perdesaan (P2D). Ia menyelesaikan S1 dan S2 di ITB.

473

views

25 May 2022