May The FoRCE Be with You

Banjir yang melanda Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Januari 2020 berdampak pada Kecamatan Majalaya. Dalam setiap bencana, masyarakatlah yang terdampak langsung. Oleh karena itu, perlu  dilakukan pendekatan berbasis masyarakat,karena masyarakat merupakan pelaku utama dan pertama dalam melakukan kegiatan mengurangi dampak bencana banjir dan melakukan tanggap darurat bencana banjir.

Sebagai upaya dalam mewujudkan kegiatan pengabdian masyarakat yang berkelanjutan di Pusat Pengembangan Sumber Daya Air (PPSDA) ITB, khususnya dalam topik kebencanaan di Kecamatan Majalaya, pada tahun 2022 dilaksanakan kegiatan FoRCE (Flood Resilience Community Enchancement) yaitu suatu kegiatan peningkatan ketangguhan  masyarakat terhadap banjir melalui peningkatan kapasitas masyarakat dan penguatan sistem monitoring banjir agar mewujudkan kecamatan yang tangguh bencana sebagai bagian dari target Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mencapai Indonesia Tangguh Bencana 2045.

“Secara garis besar, kegiatan PM FoRCE terdiri atas dua pendekatan, yaitu peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengembangan peta risiko bencana dan penguatan sistem pemantauan  banjir berbasis masyarakat. Pentingnya dilakukan kedua pendekatan yang berbasis masyarakat tersebut adalah karena warga masyarakat merupakan pelaku utama dan pertama dalam melakukan kegiatan mengurangi dampak bencana banjir dan melakukan tanggap darurat bencana banjir,” kata Mohammad Farid, S.T., M.T., Ph.D. dari PPSDA ITB yang juga tergabung dalam Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB.

Hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan pengenalan peta risiko  bencana  banjir  berbasis masyarakat. “Parameter bahaya banjir yang memerlukan data yaitu sejarah kejadian banjir, frekuensi dan durasi banjir dapat diperoleh melalui alur sejarah kebencanaan, kalender musim, dan transek/townwatching. Parameter kerentanan dan kapasitas yang memerlukan data seperti jumlah penduduk, kondisi bangunan dan drainase, sistem peringatan dini banjir, jalan atau jalur evakuasi, lokasi posko, fasilitas kesehatan masyarakat, lokasi ketersediaan air bersih, dan lainnya dapat diperoleh melalui transek,” tutur Farid, Ph.D.

Penguatan monitoring banjir terdiri atas pemantauan tinggi muka air sungai yang dilakukan secara real-time dengan menggunakan suatu modul yang terdiri atas perangkat CCTV termasuk suplai daya dan sistem informasinya dan batang ukur tinggi muka air sungai (peilschaal). Modul ini memungkinkan informasi tinggi muka air dapat diakses dengan mudah sekalipun dengan perangkat smartphone melalui aplikasi Telegram oleh komunitas sungai di Kecamatan Majalaya yaitu Jaga Balai.

PENULIS ARTIKEL
Mohammad Farid, S.T., M.T., Ph.D. • Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air, FTSL ITB

.

192

views

20 July 2023