Masyarakat Kecamatan Siberut Selatan di Kab. Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat, pada umumnya masih belum terlalu menyadari pentingnya menjaga lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari pengelolaan dan penanganan limbah yang tidak berkelanjutan seperti membuang sampah/limbah langsung ke lingkungan tanpa dipilah dan diolah terlebih dahulu.
“Selain itu, wawasan masyarakat mengenai pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perlu ditingkatkan sehingga terdapat diversifikasi produk yang dihasilkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata Ilmuwan ITB dari Kelompok Keahlian Ekologi SITH, Prof. Dr. Tati Suryati Syamsudin, M.S., DEA.
Prof. Tati kemudian memimpin tim dari KK Ekologi dan Bioteknologi Mikroba, serta menggandeng ilmuwan dari Universitas Andalas Padang untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberdayakan khususnya kelompok wanita melakukan pengolahan sumber daya hayati berkelanjutan di Desa Maileppet.
Tantangan pengabdian di daerah terpencil Zona 5 yaitu daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) bukanlah ringan, selain sempat terjadi dua kali gempa, juga ada terkendala pandemi COVID-19. “Selain itu, daerah yang terpencil menyebabkan koordinasi dan komunikasi sebelum kegiatan dan saat di lapangan agak menyulitkan,” paparnya.
Tim akhirnya bisa berangkat pada Oktober 2021 untuk melakukan kegiatan pelatihan pembuatan produk fermentasi (kecap ikan dan pengawetan ikan budu) yang melibatkan kelompok wanita, pelatihan pengolahan dan pengelolaan limbah yang berkelanjutan, serta penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kesehatan lingkungan.
“Dari hasil monitoring dan evaluasi kegiatan di Kecamatan Siberut Selatan, perlu dilanjutkan dengan pendekatan Pengetahuan Ekologi Tradisional (Traditional Ecological Knowledge) melalui peningkatan kemampuan mengolah sumber daya hayati berkelanjutan,” lanjut Prof. Tati. “Dalam implementasinya kegiatan ini akan dilaksanakan di Desa Matotonan dan atau Desa Muara Siberut serta akan bersinergi antara LPPM-ITB dan LPPM Unand.”
Contact: tati@sith.itb.ac.id
tergabung dalam Kelompok Keahlian Ekologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB. Setelah menyelesaikan S1, ia melanjutkan S2 di James Cook University, Queensland - Australia, dan meraih gelar Doktor di Univ. De Pau Et Des Pays De L'adour, Bordeaux - Perancis.