Energi dari Sampah Pandemi

Protokol kesehatan yang diberlakukan sejak pandemi COVID-19 pada 2021 hingga saat ini mengharuskan masyarakat antara lain menggunakan masker yang umumnya sekali pakai. Masalah kemudian muncul terkait sampah yang mencapai ribuan ton. Ditambah lagi limbah medis dan sampah dari kemasan makanan yang meningkat secara drastis karena perubahan gaya hidup. Perlu solusi dalam mengatasi beberapa jenis sampah tersebut.

Ilmuwan ITB yang tergabung Kelompok Keahlian (KK) Teknologi Pengolahan Biomassa dan Pangan Fakultas Teknologi Industri, serta peneliti Pusat Penelitian Energi Baru dan Terbarukan ITB, dan Pusat Rekayasa Katalis ITB, Aqsha, S.T., M.Sc., Ph.D., E.I.T., memimpin tim produksi bio-crude oil (alternatif minyak bumi) melalui katalitik ko-pirolisis campuran sampah perkotaan (plastik, kemasan, tekstil). Tim terdiri atas Dr. Ir. Yuli Setyo Indartono (KK Energi Terbarukan dan Refrigerasi), Dr. Meiti Pratiwi, S.T. (KK Bioenergi dan Penyulingan Minyak Atsiri), Ir. Ronny Purwadi, S.T., M.T, Ph.D. (KK Biorefinery & Biochemical Processes), Prof. Ir. Dwiwahju Sasongko, M.Sc., Ph.D. (KK Energi Terbarukan dan Refrigerasi).

Tim melakukan lima eksperimen menggunakan kulit dalam singkong sebelum menggunakan plastik LDPE, masker 3 ply, dan kertas coffee cup. Percobaan pertama adalah pengeringan kulit singkong dengan tujuan utama mengetahui kadar air penguapan dari biomassa tersebut. Dengan mengetahui kadar air dari kulit singkong tersebut, pemetaan komponen air apabila kulit singkong dipirolisis dapat diperkirakan.

Percobaan kedua hingga kelima adalah melakukan pirolisis terhadap beberapa bahan berbeda dengan temperatur dan waktu operasi yang sama. Tujuan keempat percobaan ini adalah menjadi percobaan pendahuluan untuk mengetahui sifat produk dari pirolisis beberapa bahan.

“Sampah-sampah tersebut dapat dikonversi menjadi bio-oil menggunakan pirolisis dan kemudian diikuti dengan proses pemurnian atau upgrading sehingga dapat dihasilkan beberapa produk kimia bernilai tambah seperti bahan bakar, pelarut atau aditif (bahan kimia khusus),” papar Aqsha, Ph.D.

Dalam proses pirolisis, biomassa dipanaskan hingga suhu hingga 500 derajat Celsius dengan laju pemanasan tertentu untuk menghasil tiga produk utama yaitu bio-oil, biochar dan gas. “Bio-oil dapat digunakan sebagai bahan baku produk bahan bakar dan pelarut sedangkan biochar dapat dimanfaatkan sebagai produk pembersih udara dan air,” lanjut Doktor lulusan University Calgary ini.*

Contact: aqsha@che.itb.ac.id

PENULIS ARTIKEL
Aqsha, S.T., M.Sc., Ph.D., E.I.T. • Kelompok Keahlian Teknologi Pengolahan Biomassa dan Pangan, FTI ITB

Tergabung dalam Kelompok Keahlian Teknologi Pengolahan Biomassa dan Pangan Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB. Setelah menyelesaikan sarjana di ITB, ia meraih gelar S-2 Mechanical & Manufacturing Engineering di University of Calgary sebelum menyelesaikan S-3 bidang Chemical & Petroleum Engineering juga di University of Calgary.

213

views

16 November 2022