Batang Kelapa Sawit bukan Limbah

Pesatnya perkembangan perkebunan kelapa sawit akan meningkatkan produksi “limbah” yang dihasilkan diantaranya limbah padat berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dan batang kelapa sawit. Limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal, padahal ketersediannya akan meningkat seiring usia tanaman dan proses peremajaan kebun.

Sebagai upaya yang mengarah pada optimalisasi pemanfaatan limbah sehingga zero waste, perlu dilakukan langkah-langkah alternatif penggunaan batang kelapa sawit untuk kebutuhan bahan baku furnitur, bahan kontruksi ringan, eksterior dan interior. Salah satunya melalui aplikasi teknologi impregnasi.

“Pada proses ini, bahan alam memiliki potensi besar untuk menggantikan bahan-bahan kimia karena tidak membahayakan lingkungan (environtment friendly). Limbah industri penggergajian berupa serbuk kayu dapat dimanfaatkan sebagai filler, sementara eksplorasi bahan alam dengan menggunakan resin organik hasil penyadapan getah pinus, seperti gondorukem secara efektif mampu meningkatkan densitas, stabilitas dimensi, kekuatan dan keawetan kayu,” kata ilmuwan ITB dari Kelompok Keahlian Teknologi Kehutanan SITH, Dr. Ir. Tati Karliati, M.Si., mengutip penelitian-penelitian ilmuwan lain sebelumnya.

Dr. Tati dan tim (Dr Anne Hadiyane dan Dr. Jamaludin Malik) kemudian melakukan penelitian yang terbagi ke dalam tiga tahapan, yaitu kajian untuk mengetahui sifat-sifat kayu terimpregnasi meliputi sifat fisik-mekanik, sifat kimia dan struktur selluler; optimasi manfaat dengan pengamatan sifat ketahanan terhadap rayap, serangga dan cuaca; serta mengetahui sifat pengerjaan kayu sawit terimpregnasi sebagai dasar pembuatan produk.

“Penelitian ini dirancang untuk mengetahui sifat-sifat dasar hasil perlakuan impregnasi untuk pembuatan produk kontruksi ringan dari batang kayu sawit yang telah mengalami proses impregnasi dengan menggunakan filler bahan alam serbuk gergaji surian dan resin pinus,” paparnya.

Luaran yang ditargetkan dari adalah dipublikasikan dalam jurnal bereputasi internasional Q1 dari SCIMAGOJR dan dipresentasikan baik dalam seminar nasional maupun seminar internasional. Penelitian ini akan menghasilkan Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT) 4-6 dan melibatkan mahasiswa S1 dan S2 yang sedang menekuni bidang kajian terkait dengan penelitian ini, selain itu melibatkan tim peneliti mitra eksternal dari Puslitbang Hasil Hutan KLHK yang mempunyai keahlian yang mendukung penelitian yang dilakukan.*

Contact: karliati@sith.itb.ac.id

PENULIS ARTIKEL
Dr. Ir. Tati Karliati, M.Si. • Kelompok Keahlian Teknologi Kehutanan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, SITH ITB

Tergabung dalam Kelompok Keahlian Teknologi Kehutanan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB. Ia menyelesaikan sarjana hingga doktor-nya di IPB.

365

views

21 July 2022