Arsaika Widasati
"Kondisi pandemic covid-19 telah mengakibatkan berbagai sektor dalam bidang pariwisata mengalami keterpurukan. Hal tersebu Istilah walkability berasal dari kata “walkable” yang memiliki arti “sesuai dan dapat digunakan untuk berjalan kaki”. Untuk mengimplementasikan konsep walkability, diperlukan infrastruktur fisik yang mendorong pejalan kaki untuk berpikir bahwa berjalan kaki merupakan salah satu moda transportasi yang memadai di dalam kota. Hal tersebut dilakukan dengan memperhatikan komponen yang ada dalam konsep walkability. Keamanan yang dirasakan (perceived safety) oleh pejalan kaki merupakan salah satu komponen terpenting untuk walkability. Komponen lighting diacu sebagai komponen yang menggambarkan keamanan (safety) pada indeks walkability. Oleh karena itu, public lighting sangat penting untuk disediakan dan dirancang bagi pejalan kaki. Kota Bandung, khususnya blok Braga dan Dago akan menjadi studi kasus pada kegiatan ini. Kedua blok ini termasuk kedalam zona wisata, perdagangan dan cagar budaya. Desain public lighting di kedua koridor tersebut terlihat lebih tertata dibandingkan dengan jalan-jalan lainnya di Kota Bandung. Namun, penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa pejalan kaki masih memiliki kekhawatiran terhadap lighting yang tersedia pada koridor jalan tersebut terutama pada malam hari. Oleh karena itu, kegiatan ini akan mengidentifikasi permasalahan ruang publik pada malam hari di koridor Jl. Braga dan Jl. Ir. H. Juanda (Dago) serta mengevaluasi kondisi ekisting dengan menggunakan Lighting Assessment. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan selama 10 bulan pada tahun 2022 dengan melibatkan empat peneliti dan seorang mahasiswa. Pelaksanaan kegiatan ini akan dibagi menjadi lima tahap. Diawali dengan tahap identifikasi masalah, penyusunan kriteria dan indikator “night-time walkability”, pengumpulan data (observasi lapangan, wawancara dan literature review), pengolahan data secara kuantitatif dan kualitatif dan terakhir menuliskan hasil dari kegiatan ini. Luaran kegiatan ini berupa artikel ilmiah yang dipublikasikan pada artikel massa. Kegiatan ini dapat dijadikan studi awal untuk mencari landasan masalah yang sebenarnya menghambat implementasi konsep night-time walkability dan signifikansi urban space lighting dalam mendukung penerapan night-time walkability khususnya di koridor Jl. Braga dan Jl. Ir. H. Juanda, Bandung. Diharapkan kegiatan ini memicu kegiatan lanjutan dengan topik sejenis, hingga akhirnya dapat berkontribusi langsung terhadap kondisi Kota Bandung yang aman, nyaman dan di setiap area-nya memiliki daya tarik pada malam hari bagi para pejalan kaki (terutama area wisata dan konservasi). t karena tidak memungkinkannya aktivitas pariwisata dilakukan. Bagi industri pariwisata seperti di kawasan Nusa Tenggara Timur kondisi pandemic covid-19 sangat memukul perekonomian masyarakatnya. Padahal salah satu misi pembangunan daerah NTT adalah Meningkatkan Pembangunan Pariwisata dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat. Membangun NTT sebagai salah satu gerbang dan pusat pengembangan pariwisata nasional (New Tourism Teritory). Misi tersebut sulit terwujud sepanjang tahun 2021. Berdasarkan hasil evaluasi, maka diperlukan transfoemasi digital dalam proses promosi dan penjualan tenun. Oleh karena itu dalam kegiatan ini diputuskan untuk membuat website yang dapat memberikan informasi tentang tenun di Kabupaten Timor Tengah Selatan, serta memberikan tempat bagi para penenun maupun penjual tenun secara online dengan menyiapkan link instagram penjual dan penenun. Hal ini dapat meningkatkan penjualan mereka yang berdampak pada peningkatan perekonomian. Website yang dibuat www.tenuntimortengahselatan.com. Berisi pengetahuan tentang tenun di kawasan Timor Tengah Selatan serta instagram penenun dan penjual. Keberadaan website ini disambut baik oleh Kepala Dinas Pariwisata Timor Tengah Selatan maupun para penenun."