Elfahmi
Dalam pengabdian ini, empat tanaman terpilih yaitu lidah buaya, stevia, kumis kucing dan kembang telang akan dibudidayakan oleh kelompok petani karena telah memiliki potensi pasar yang jelas. Beberapa tanaman herbal potensial lainnya juga akan dibudidayakan kedepannya berdasarkan analisis produk dan pasar. Kegiatan pembibitan dan penyiapan lahan tanam telah sedang dilakukan. Nantinya, transfer teknologi tidak hanya dalam proses budidaya, melainkan juga teknologi pengolahan pascapanen untuk menghasilkan simplisia bermutu dan metode ekstraksi sederhana. Analisis kualitas bahan baku akan dilakukan di laboratorium peneliti untuk menjamin mutu produk. Dengan demikian, produk tanaman herbal yang dihasilkan memiliki nilai tambah sebelum dijual. Hasil pengolahan dalam bentuk bahan baku, ekstrak dan produk jadi akan coba dipasarkan ke beberapa industri jamu melalui unit usaha yang akan diinisiasi kedepannya bersama kelompok petani/masyarakat binaan. Masyarakat setempat dengan dukungan geografis dataran tinggi telah berprofesi sebagai petani melalui budidaya tanaman pangan berupa sayuran sebagai komoditas utama. Budidaya tanaman untuk keperluan obat herbal belum banyak diketahui oleh masyarakat setempat, terutama yang berkaitan dengan peluang ekonominya. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pembinaan masyarakat melalui transfer teknologi budidaya tanaman obat yang potensial, pengolahan bahan baku (simplisia) tanaman obat berkualitas, serta menginisiasi pasar terhadap produk simplisia/ekstrak yang dihasilkan bersama masyarakat binaan.
Penerapan Teknologi Tepat Guna, Penerapan Karya Tulis
Proses budidaya bahan baku obat herbal berupa tanaman obat merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin kualitasnya yang diikuti dengan pengolahan yang baik. Sebahagian besar tanaman yang digunakan sebagai bahan baku obat herbal adalah tanaman yang sehari-hari dikenal oleh masyarakat seperti kunyit, jahe, sambiloto, temu lawak dan temu-temuan lain, kumis kucing, daun katuk dan lain-lain. Sangat jarang masyarakat melakukan budidaya tanaman tersebut karena tidak tahu manfaat dan prospeknya untuk obat herbal, apalagi proses pengolahannya menjadi obat herbal. Untuk memenuhi kontinuitas suplai bahan baku tanaman obat berkualitas maka diperlukan transfer ilmu dan teknologi dari perguruan tinggi kepada kelompok petani/masyarakat binaan di Desa Tarumajaya dalam bentuk program pengabdian masyarakat.