Sosialisasi Senam Otak dan Pola Hidup Sehat untuk Komunitas Lansia di Kabupaten Bandung
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Rini Syafriani



Ringkasan Kegiatan

Dengan dibentuknya komunitas lansia agar terbentuk ikatan dan perilaku sosial yang dapat meningkatkan motivasi menjaga kesehatan, menambah aktivitas fisik, menerapkan pola hidup sehat serta sebagai contoh baik untuk generasi muda maupun pra-lansia menjadi lansia yang produktif. Tujuan : Cara yang popular saat ini dalam mengatasi demensia tersebut adalah dengan senam otak. Senam yang dianjurkan bagi lanjut usia adalah senam yang tidak banyak membutuhkan energi seperti senam otak. Senam otak merupakan serangkaian gerakan sederhana yang dapat menyeimbangkan setiap bagian-bagian otak atau latihan berbasis gerakan tubuh sederhana yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Gerakan senam otak (brain gym) dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan, memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak. Metodologi : Pendekatan dilakukan melalui sosialisasi yang disampaikan dengan video, didalamnya memaparkan kepada peserta tentang demensia dan senam otak. Karena pada masa pandemi covid-19 ini segala bentuk aktivitas kerumumanan dibatasi, maka tim membuat strategi yaitu menyasar lansia di sekitar lingkungan tim pengabdian masyarakat ini. Selain itu, kami mengedukasi tentang covid-19 dan memberikan new normal kit untuk digunakan sehari-hari. Kegiatan pengabdian masyarakat ini membantu lansia untuk tetap beraktivitas fisik dengan senam otak di masa pandemi agar tetap meningkatkan imunitas seseorang sehingga mengurangi risiko terkena penyakit atau virus. Berikut foto-foto yang dilakukan tim.



Capaian

Penerapan Karya Tulis



Testimoni Masyarakat

Sehubungan dengan program pemerintah dalam membangun sebuah kota yang ramah lansia. Maka sorotan yang dekat dengan lansia yaitu demensia (kepikunan). Demensia merupakan suatu gangguan fungsi daya ingat yang terjadi secara perlahan-lahan [1]. Demensia cukup sering dijumpai pada lanjut usia, menimpa sekitar 10 % kelompok usia di atas 65 tahun dan 47 % kelompok usia di atas 85 tahun. Sekitar 10-20% kasus demensia bersifat reversibel atau dapat diobati. [2] Menurut lembaga Educational Kinesoloogy Amerika Serikat, Paul E. Denisson, Ph.D., senam otak mampu memudahkan kegiatan belajar dan memudahkan penyesuaian terhadap ketegangan, tantangan dan tuntunan hidup sehari-hari. Selain itu, senam otak juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan daya ingat, dengan memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak serta merangsang kedua belah otak untuk bekerja [3,4]. Berdasarkan kebutuhan diatas guna membantu membangun kota ramah lansia dengan dibentuknya komunitas lansia dengan menyosialisasikan senam otak guna meningkatkan daya ingat lansia.