Bismo Jelantik Joyodiharjo
Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat dilakukan dengan tahapan Perencanaan, Survey, Studi dan Analisa, Pembuatan Media (Shooting, Animasi dan Editing) dan output berupa Sosialisasi (Forum Masyarakat, Pemerintah dan Peneliti) serta Sosialisasi Kedua ke pihak anak usia 7-12 tahun dan Kegiatan Simulasi kesiagaan bencana banjir. Survey dan pengumpulan data dilakukan dengan 3 tahap: 1. Pihak lapangan, anggota tim dari KORSA merekam hasil kegiatan sosial mereka yang telah dilakukan pada banjir-banjir yang telah terjadi. 2. Asisten mahasiswa, melakukan survey kondisi lapangan setelah banjir bandang berlangsung di kota Garut, mengumpulkan dokumentasi dan video. 3. Anggota tim melakukan interview (Shooting video) terhadap peneliti dan komunitas (Garda Caah) mengenai kondisi dan SOP yang digunakan dalam kesiagaan bencana banjir. \ Studi dan Analisa dilakukan dengan rapat rutin, baik tim internal maupun bergabung dengan tim lain yang bersama meneliti tentang mitigasi banjir (AWS monitoring, Aplikasi, Survey ketinggian banjir, dll) Pembuatan, Shooting dan Editing media dilakukan secara sinergis pada setiap kegiatan, namun karena keterbatasan SDM dan Peralatan maka kualitasnya masih belum baik. Sosialisasi pertama dilakukan bersama dengan tim peneliti yang lain, di kantor BPLHD Jabar, Jl. Naripan No.25, Bandung pada tanggal 18 Oktober 2016 berupa presentasi, tanya jawab dan diskusi bersama. Sosialisasi kedua dilakukan beberapa kali pada bulan oktober dan november, dan shooting dilakukan pada tanggal 1 November 2016 di Sekolah Dasar Negeri Lengkong Besar 105, Jl. Lengkong Besar No.139, Bandung, dengan materi yang sesuai dengan perkembangan kognitif kongkret operasional (4 bagian utama) serta dilanjutkan dengan praktek / simulasi.
Penerapa Karya Seni/Desain/Arsitektur/Perencanaan Wilayah, Penerapan Karya Tulis, Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan
Masyarakat ketika ditanyakan mengenai Banjir, cenderung sudah mengetahui waspada dan bahayanya, namun untuk penyebabnya selalu sampah. Selain sampah tentunya ada penyebab lain misalnya urbaninasi, siklus iklim, pemanasan global dan sebagainya. Bagi anak usia 7-12 tahun, banjir ringan masih merupakan wahana bermain dan belum begitu mengetahui bahaya arus, lobang, listrik, penyakit menular dan sebagainya. Mereka juga belum mengetahui prosedur keselamatan standar, persiapan bencana (Tas berisi pangan, obat, perlengkapan survival) dan