Meirina Triharini
Penyebaran tumbuhan Lontar di Indonesia sebagian besar berada di Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, dan Sulawesi Tenggara. Di Nusa Tenggara Timur, tumbuhan lontar dapat dijumpai di pesisir Utara sampai Selatan pulau Flores maupun pulau Timor, pantai Timur dan Selatan pulau Sumba dan pada pulau-pulau kecil. Konsentrasi lontar yang terluas di Kabupaten Kupang (pulau Timor bagian Barat, pulau Rote, dan pulau Sabu), Kabupaten Sumba Timur (Kecamatan Rindi Umalulu dan Kecamatan Pahungalodu), Kabupaten Timor Tengah Selatan, Belu (Selatan dan Utara), dan Flores Timur. Produk lontar yang umum diperjualbelikan saat ini tuak segar (nira), gula cair, laru, sopi, gula lempeng, dan gula semut. Selain itu, nira lontar dapat juga dijadikan ethanol dengan proses mendestilasi laru (produk fermentasi nira). Produk alternatif lainnya adalah nata. Nata adalah nira yang diberi inokulan mikroba (Acetobacter xylium) menghasilkan senyawa kompleks sellulosa (seperti agar). Bahkan nata dapat juga digunakan sebagai bahan biomaterial yang dapat terdegradasi secara alamiah. Produk lainnya yang dapat dihasilkan dari tumbuhan lontar diantaranya batang Lontar tua yang dapat dijadikan bahan bangunan, batang muda dikonsumsi sebagai sagu. Pelepah daun tua dapat dijadikan dinding dan pagar rumah, pelepah daun muda dibuat sebagai kuas, sikat dan peralatan rumah tangga lainnya. Dan helai daun Lontar dapat dibuat kertas, bahan anyaman, dan alat musik sasando. Tulang daunnya dapat dibuat sebagai bahan tali, dan buah niranya sendiri baik muda ataupun tua memiliki citarasa yang enak untuk dikonsumsi. Dengan semua potensi yang dimiliki oleh tumbuhan Lontar, dan manfaatnya untuk masyarakat setempat yang tinggi, pemanfaatan Lontar oleh masyarakat Flores masih memiliki beberapa permasalahan, diantaranya pemanfaatan lontar tidak seimbang dengan pembudidayaannya dan pengembangan potensi produk lontar belum maksimal, karena keterbatasan pemasaran, ilmu pengetahuan dan teknologi (Tambunan, 2010). Tujuan PM untuk meningkatkan produktivitas hasil dan pengembangan produk Lontar di Flores Timur melalui proses etnografi terhadap budaya Lontar dalam masyarakat Flores, penelusuran kembali produk-produk tradisional Lontar baik yang masih diproduksi maupun yang sudah punah melalui observasi langsung dan studi literatur, dan menghidupkan kembali produk berbahan tumbuhan Lontar sebagai upaya untuk mendukung peningkatan pendapatan petani, penyediaan lapangan kerja, maupun penerimaan daerah.
Publisitas
Bagi masyarakat di Desa Riang Kemie, program ini merupakan tahap awal untuk membangun kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki yaitu ketersediaan tumbuhan Lontar dan keterampilan menganyam. Peserta pelatihan berjumlah 10 orang yang sebagian besar adalah anak perempuan yang saat ini tidak bersekolah (putus sekolah) ataupun sudah lulus S1 tetapi belum memiliki pekerjaan.