Budi Faisal
Air Terjun Bangun Tawai merupakan daya tarik wisata yang berlokasi di daerah perbatasan Indonesia – Malaysia tepatnya di Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Musim kunjungan ramai (high season) ke Air Terjun Bangun Tawai adalah ketika libur hari raya dan libur pergantian tahun dengan kunjungan wisatawan tidak hanya dari wisatawan domestik (terutama dari Kabupaten Nunukan dan sekitarnya), tetapi juga wisatawan mancanegara (terutama dari Tawau, Sabah, Malaysia). Keunikan daya tarik wisata Air Terjun Bangun Tawai adalah memiliki lingkungan hutan yang masih asri dan terdapat beragam flora dan fauna khas Kalimantan serta terdapat Kampung Suku Dayak Kenyah didekat air terjun ini yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal dan seni budaya tradisional. Kegiatan pariwisata tidak hanya dapat memberikan manfaat (dampak positif) tetapi juga dapat berdampak negatif terhadap aspek lingkungan, sosial-budaya, dan aspek ekonomi bagi suatu daerah tujuan wisata. Artikel ini akan membahas mengenai kajian pengembangan pariwisata secara fisik dan non fisik di Air Terjun Bangun Tawai melalui penyusunan perencanaan tapak (site plan) dalam rangka memberikan acuan untuk meningkatkan kualitas ruang bagi kegiatan pariwisata sekaligus menjaga kelestarian lingkungan agar pembangunan fisik tidak terlalu berlebihan yang dapat merusak ekosistem lingkungan dan melalui penyusunan paket wisata tematik dalam rangka memberikan fasilitasi kepada wisatawan untuk dapat mengunjungi Air Terjun Bangun Tawai dan beragam potensi wisata lainnya yang ada di Kecamatan Sei Menggaris dalam satu kesatuan program perjalanan wisata (tour itinerary). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan pendekatan kualtiatif. Hasil penelitian ini menujukan bahwa (1) Air Terjun Bangen Tawai telah memiliki potensi keruangan yang sudah terbentuk secara alamiah untuk mendukung peningkatan kualitas ruang untuk pariwisata; (2) rencana fasilitas untuk mendukng aktivitas wisata yang dapat dikembangkan meliputi deck pandang untuk sirkulasi alur kunjungan wisatawan, forest restaurant (area tempat makan dengan suasana hutan), area amphitheater berlatar belakang air terjun untuk pertunjukan kesenian tradisional, area edukasi lingkungan, dan menara pandang dengan visual corridor menuju air terjun; (3) Kecamatan Sei Menggaris memiliki beragam daya tarik wisata yang dapat dikemas bersama Air Terjun Bangun Tawai dalam satu kesatuan paket wisata; (4) berdasarkan hasil identifikasi potensi daya tarik wisata di Kecamatan Sei Menggaris, dapat disusun paket wisata tematik dengan tema utama ‘Edutourisme Sei Menggaris” dengan tiga sub tematik paket wisata, yaitu Edutourisme Agro dan Alam Hutan Khas Kalimantan, Edu-creative-tourisme Seni Budaya Tradisional Kalimantan, dan Edutourisme Sejarah Perjuangan Paska-Kemerdekaan di Perbatasan Kalimantan.
Karya Tulis, Laporan Akhir
1. Kajian pengembangan pariwisata secara fisik berupa penyusunan Site Plan dan Ilustrasi 3D Modelling di DTW Air Terjun Bangun Tawai dan DTW Unggulan lainnya di Kecamatan Sei Menggaris diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan fasilitas fisik agar dapat meningkatkan kualitas ruang bagi kegiatan pariwisata sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dan mengontrol agar pembangunan fisik tidak terlalu berlebihan dan tidak merusak ekosistem lingkungan; 2. Kajian pengembangan pariwisata secara non-fisik berupa penyusunan Paket Wisata yang tertuang dalam bentuk Jalur Wisata Tematik dan Program Perjalanan Wisata (Tour Itinerary) diharapkan dapat menjadi acuan bagi Biro Perjalanan Wisata (Travel Agent) untuk mengemas Paket Wisata Siap Jual sehingga dapat memberikan fasilitasi kepada wisatawan dalam melakukan kunjungan wisata ke DTW Air Terjun Bangun Tawai dan DTW Unggulan lain di Kecamatan Sei Menggaris. Melalui pengemasan beragam DTW di Kecamatan Sei Menggaris dalam satu kesatuan Paket Wisata, diharapkan dapat meningkatkan pemerataan pendapatan ekonomi melalui kunjungan wisatawan ke berbagai daya tarik wisata dan dapat mendorong pemberdayaan masyarakat setempat sebagai pelaku usaha wisata seperti menjadi pemandu wisata lokal, pengembangan industri kreatif kerajinan dan kuliner lokal untuk souvenir, dan lain sebagainya. Secara keseluruhan, kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat memberikan kontirbusi terhadap upaya mengoptimalkan manfaat (dampak positif) dari pariwisata dan meminimalkan dampak negatif yang dapat muncul dari kegiatan pariwisata sehingga dapat mendorong pengembangan pariwisata berkelanjutan (sustainable torism).