Perencanaan Kebutuhan Material untuk Proses
Remanufaktur
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Bermawi Priyatna Iskandar



Ringkasan Kegiatan

Proses remanufaktur merupakan suatu istilah tersendiri yang merujuk kepada proses pembuatan kembali sebuah produk untuk mencapai spesifikasi produk manufaktur orisinil dengan menggunakan kombinasi part-part produk yang digunakan kembali, part-part yang diperbaiki dan part-part yang betul-betul baru. Paradigma remanufaktur muncul seiring dengan berkembangnya konsep ekonomi sirkular, di mana dalam pendayagunaan ekonomi dari suatu produk sebisa mungkin produk tersebut akan dipertahankan penggunaannya selama mungkin, produk tersebut diambil nilainya semaksimal mungkin, dan kemudian di akhir masa pakai produk dan material pendukungnya akan dipergunakan kembali dalam proses manufaktur berikutnya. Penelitian ini akan dimulai dengan dilakukannya studi literatur untuk melihat penelitian di bidang perencanaan material yang sudah dilakukan oleh para peneliti lainnya. Kemudian secara parallel juga akan dicari objek perusahaan di Indonesia yang tepat dan bergerak di bidang remanufaktur mengingat belum banyak perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang tersebut. Dari perusahaan tersebut akan dikumpulkan data-data yang bersesuaian untuk kondisi proses remanufaktur, sehingga dapat diformulasikan model matematis yang menggambarkan proses tersebut. Dengan diperkenalkannya faktor ketidakpastian pada perencanaan material, maka model yang dibuat akan bersifat probabilistic atau stokastik, sehingga penyelesaian model juga diharapkan dapat melalui teknik-teknik statistik maupun operations research yang bersesuaian dengan kondisi model tersebut.



Capaian

Penerapan Karya Tulis



Testimoni Masyarakat

Aplikasi paradigma remanufaktur memiliki permasalahan yang berbeda dengan praktek manufaktur yang selama ini umum dilakukan oleh para produsen manufaktur. Fokus utama remanufaktur yang menekankan pada pendayagunaan kembali produk yang telah habis masa pakainya mensyaratkan bahwa produsen harus memiliki jaringan reverse logistic yang baik untuk mendapatkan kembali produk yang telah habis masa pakainya sebagai bahan baku utama dari produk remanufaktur. Selain itu, terdapat kesulitan juga untuk merencanakan kapan bahan baku utama tersebut bisa tersedia untuk memulai proses remanufaktur. Hal ini disebabkan oleh adanya ketidakpastian kapan sebuah produk akan selesai dipakai oleh pelanggan lain sebelum dapat diambil kembali produsen. Penjelasan tersebut menegaskan bahwa diperlukan sebuah metode perencanaan kebutuhan material yang berbeda dengan perencanaan kebutuhan material tradisional yang selama ini dipakai oleh para pelaku manufaktur tradisional. Gambar di bawah mengilustrasikan bagaimana peramalan waktu pengembalian produk dapat dilakukan menggunakan data rata-rata umur pakai sebuah produk.