Dianing Ratri
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran utama dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Walaupun matematika merupakan pelajaran yang terus diberikan di berbagai jenjang, namun pelajaran ini juga merupakan pelajaran yang sulit dimengerti oleh siswa. Selain itu, situasi Pandemik Covid-19 juga memaksa siswa untuk belajar mandiri, karena adanya interaksi yang terbatas dengan guru dan sekolah. Pada pembelajaran daring, dimana interaksi tatap muka lebih terbatas, penjelasan konsep matematika yang bersifat abstrak menjadi semakin sulit dipahami. Tidak hanya oleh siswa, melainkan juga oleh orang tua dan bahkan guru. Dari penjelasan di atas dapat ditarik pokok permasalahan yaitu (1) Metode pembelajaran yang ada masih bersifat tematik, tekstual, dan berorientasi pada rumus. (2) Adanya kesulitan guru dalam mengembangkan metode ajar baru. Kedua hal di atas mengakibatkan rendahnya penilaian pelajaran matematika serta turunnya minat siswa terhadap pelajaran tersebut. Maka dari itu, diperlukan sebuah strategi perancangan metode pembelajaran adanya perancangan modul pembelajaran yang dapat dimengerti dengan mudah baik oleh siswa maupun pengajar. Modul pembelajaran matematika dengan pendekatan narasi visual diharapkan dapat menerjemahkan konsep matematika ke dalam bahasa yang universal yaitu gambar. Subtitusi instruksi tekstual menjadi instruksi yang bersifat visual diharapkan dapat membantu baik orangtua maupun siswa dalam memahami konsep pembelajaran walaupun terpisah jarak dari guru. Selain itu, sifat narasi visual yang universal, diharapkan dapat memotivasi guru untuk mengembangkan bahan ajar yang lepas dari paradoks rumus dan hafalan. Melalui pendekatan Concrete Pictorial Abstract (CPA) dan Teori Narasi Visual, kegiatan pengabdian masyarakat ini mencoba memetakan metode visualisasi pembelajaran Matematika yang ditujukan untuk siswa sekolah dasar serta orangtua siswa dan guru sebagai fasilitator belajar. Melalui studi kasus operasi pecahan, tim mendesain tiga pendekatan visualisasi yaitu modul bergambar dengan perbandingan teks:visual 1:1, modul bergambar dengan perbandingan teks:visual 1:9, dan modul berbentuk animasi bernarasi. Ketiga modul tersebut diuji cobakan kepada 54 siswa kelas 5 dan 6 SD Advent Cimindi dan serta 14 siswa kelas 5 SD Cendekia Leadership School. Dari analisis diperoleh kesimpulan bahwa dalam merancang modul matematika visual, teks atau kalimat yang panjang perlu dihindari. Hal ini dapat berpengaruh pada pemahaman siswa, baik di modul berbentuk rangkaian gambar maupun animasi. Gambar yang menarik dan penjelasan yang mudah dipahami juga dapat memotivasi siswa untuk belajar. Siswa juga memberi masukan bahwa dibutuhkan lebih banyak contoh soal untuk membantu memahami konsep operasi pecahan. Akhir kata, perancangan modul matematika visual membutuhkan kecermatan dalam memilih serta merancang kata, kalimat dan gambar, serta kombinasi antara penjelasan dan perulangan soal sehingga dapat memberikan pemahaman yang menyeluruh namun tetap mudah dipahami.
Prototipe/TRL, Kegiatan
Sebagai alternatif solusi belajar mandiri mata pelajaran Matematika bagi Siswa kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar. Sebagai alternatif ide bahan pembelajaran bagi Guru Matematika tingkat Sekolah Dasar. Memetakan formulasi metode narasi visual untuk pembelajaran sains.