Pindi Setiawan
Pasca pemugaran dan penetapan sebagai Situs World Heritage, Candi Borobudur menjadi tinggalan budaya yang populer dan dikenal luas. Berbondong wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara mengunjungi situs ini. Kegiatan pariwisata ini meningkat dari tahun ke tahun, dan Pihak Borobudur pun telah banyak menyediakan sistem informasi bagi para pengunjung, juga Pihak Borobudur telah banyak mengembangkan sitem informasi digital khususnya yang berbasis website dan video-digital. Model yang dikembangkan difokuskan pada masalah cara baca relief, seperti yang diharapakan oleh pengelola agar pengunjung tidak langsung ke atas (puncak), dan dari penyebaran angket kepada pengunjung hal yang paling tidak dipahami adalah cerita pada relief, dan arti mudra (gesture ritual yang disimbolkan oleh posisi jari dan telapak tangan) dari patung Budha. Dengan menggunakan model media interaktif ini diharapkan dapat membantu cara baca relief dan memahami arti dari posisi mudra pada patung Budha di lapangan. Model yang dikembangkan pada program pengabdian ini adalah ‘hyperbridge’ dari media on surface ke media on screen (karcis cetak yang terhubung ke aplikasi hypermedia pada telpon genggam, atau scan-objek pada artefak, kemudian muncul informasi hypermedia pada telpon genggam). Juga mengembangkan hyperlink antar media online (karcis online dan informasi penting tentang merawat Borobudur). Model ini diharapkan cocok dengan karakter pengunjung, khususnya generasi muda yang sangat terbiasa melihat informasi secara hypermedia.
Penerapan Teknologi Tepat Guna, Penerapa Karya Seni/Desain/Arsitektur/Perencanaan Wilayah, Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan
Tidak pahamnya para guide Borobudur, dan para guru (dari pengunjung pelajar) pada cara lihat relief yang benar, dan menghafalkan apa arti dari posisi patung Budha.