Dradjad Irianto
Kehalalan dan Keamanan Pangan Terintegrasi di salah satu industry rumah tangga yang memproduksi kue dan kue kering. Perancangan model menggunakan pendekatan QFD yang dipadupadankan dengan tingkat teknologi menurut UNESCAP. Komponen technoware yang dapat dipenuhi oleh perusahaan sebesar 36%. Komponen humanware yang dapat dipenuhi oleh perusahaan sebesar 31%. Upaya perbaikan proses bisnis perusahaan dilakukan dengan melihat persentase gap terbesar untuk masing-masing komponen teknologi dan merancang usulan perbaikan yang sesuai. Hasil perhitungan yang ditampilkan dibatasi berupa tingkat kesiapan teknologi technoware dan humanware. Implementasi model rancangan dilakukan melalui pemenuhan tingkat teknologi komponen technoware dan humanware perusahaan terhadap persyaratan Manual Sistem Manajemen Kehalalan dan Keamanan Pangan Terintegrasi (SMKKP). Pemenuhan ini dilakukan melalui 14 proses bisnis sebagai technical responses dan 21 persyaratan manual SMKKP sebagai customer needs. Standar dikatakan telah terpenuhi apabila persentase gap bernilai 0 atau negatif. Gap bernilai 0 atau negatif menunjukkan bahwa standar tingkat teknologi telah dapat dicapai oleh perusahaan, sedangkan gap bernilai positif menunjukkan tingkat teknologi perusahaan belum mampu memenuhi tingkat teknologi standar yang digunakan. Hasil perhitungan technical responses yang ditampilkan pada tulisan ini dibatasi untuk Technoware dan Humanware.
Penerapan Teknologi Tepat Guna
Penerapan Sistem Manajemen Kehalalan dan Keamanan Pangan Terintegrasi di industri makanan halal khususnya industri rumah tangga mengakibatkan kesiapan teknologi di Industri Rumah Tangga. Kesiapan teknologi perusahaan diperlukan dalam rangka memenuhi standar jaminan keamanan dan kehalalan pangan yang diterapkan di Indonesia. Penelitian ini merancang model pengukuran tingkat kesiapan teknologi technoware, humanware, infoware dan orgaware untuk memenuhi persyaratan Manual Sistem Manajemen