Anas Maruf
Produksi minyak bumi Indonesia terus mengalami penurunan disebabkan menipisnya cadangan minyak bumi. Hal ini telah menjadikan Indonesia sebagai net importer Bahan Bakar Minyak (BBM). Ironisnya laju pertumbuhan kendaraan bermotor sebagai pengguna terbesar Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sangat akseleratif setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, maka laju pertumbuhan konsumsi BBM perlu ditekan. Pemanfaatan Bahan Bakar Gas bertekanan rendah sebagai salah satu sumber energi alternatif tengah diterapkan di Kabupaten Kubu Raya dengan supervisi dari Laboratorium Sistem Produksi FTI-ITB, yaitu untuk keperluan alat transportasi nelayan di pesisir pantai maupun di hulu sungai. Potensi tersebut menjadi suatu solusi bagi pemerintah untuk mengurangi konsumsi BBM. Namun, keamanan dari penggunaan alat tersebut masih sering dikhawatirkan oleh para nelayan. Nelayan memerlukan suatu kepastian bahwa penggunaan alat konverter bahan bakar gas tidak akan membahayakan keselamatan nelayan. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengujian terhadap kinerja dari alat yang sudah dikembangkan tersebut. Pada penelitian ini, risiko-risiko dari defect akan diidentifikasi berdasarkan factor-faktor kritis dari alat converter gas tersebut.
Penerapan Teknologi Tepat Guna
Nelayan memerlukan suatu kepastian bahwa penggunaan alat konverter bahan bakar gas tidak akan membahayakan keselamatan nelayan.