Allis Nurdini
Pilihan Penataan Permukiman Wisata pada Perdesaan Terdampak Urbanisasi Tinggi (Studi Kasus Desa Sukawijaya, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat)Beberapa desa di sekitar kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (disingkat dengan Jabodetabek) mengalami tekanan urbanisasi yang sangat tinggi. Demikian pula dengan tekanan terhadap perubahan atau alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan atau industri. Di sisi lain kebutuhan untuk pemenuhan kegiatan ekonomi bagi warga perdesaan terus diharapkan terjadi melalui diversifikasi kegiatan, di antaranya kegiatan pariwisata. Seringkali kegiatan wisata disandingkan dengan kegiatan komersialisasi kawasan yang justru dapat mempercepat perubahan fungsi lahan pertanian. Oleh karena itu, kajian untuk mengidentifikasi peluang kegiatan wisata berbasis agraria di perdesaan sekitar Jabodetabek sangat diperlukan dikaitkan dengan target Sustainable Development Goals (SDG) berupa permukiman yang berkelanjutan.Desa Sukawijaya terpilih menjadi kasus pada studi ini karena memiliki karakteristik yang merepresentasikan kawasan desa berbatasan dengan Jakarta, dalam hal ini di Kabupaten Bekasi di bagian Utara. Kawasan ini memiliki kawasan persawahan seluas 413,5 Ha dari 413,5 Ha luas wilayah desanya. Metode untuk pelaksanaan studi ini merupakan gabungan dari riset aksi dan riset kualitatif. Teknik focus group discussion (FGD), wawancara tokoh masyarakat, wawancara warga, serta survey tematis dijalankan untuk mendapatkan ide, gagasan, maupun masukan dari stakeholder inti terhadap peluang pilihan penataan desa menjadi permukiman wisata. Mitra dalam pelaksanaan studi ini yaitu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kali Dozer, Desa Sukawijaya, Kecamatan Tambelang, Kabulaten Bekasi. Analisis potensi kawasan dijalankan secara kualitatif, maupun melalui teknik space syntax disertai analisis potensi jejaring aktornya. Studi ini menyimpulkan bahwa para aktor setempat memiliki tingkat keinginan yang tinggi untuk mempertahankan hak kepemilikan tanahnya disertai keinginan yang kuat untuk mempertahankan lahan pertanian yang ada. Kemunculan Pokdarwis yang dimotori generasi muda desa merupakan arah baru untuk mendiversifikasi kegiatan berbasis pertanian menjadi kegiatan yang mendatangkan manfaat ekonomi secara lebih luas. Peran pondok pesantren beserta tokoh agama sangat menentukan basis kegiatan wisata lokal yaitu wisata yang berakar dari kegiatan pengajian rutin atau aktivitas ziarah religi yang frekuensial. Kegiatan ini dapat menjadi peluang sinergi kegiatan kunjungan untuk motif wisata agraria yang khas di lokasi tersebut. Perencanaan kegiatan dan perancangan tapak kemudian diterjemahkan dari potensi dan pilihan yang muncul bottom-up dari warga dan diharapkan dapat berkelanjutan berbasis rutinitas warga itu sendiri.
Karya Tulis
.1. Pengayaan Bahan Perkuliahan Wajib S1 AR 4151 Seminar Arsitektur; AR 3241 Perancangan Perumahan dan Permukiman dan Perkuliahan S2 AR 5141 Metodologi Penelitian Arsitektur; 2. Pelaksanaan IKU MBKM - Keterlibatan Proyek Sosial