Eka Djunarsjah
"Kawasan Pesisir, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh merupakan daerah rawan banjir karena sebagian lokasinya berpotensi menimbulkan perubahan iklim dan eksploitasi hutan yang tidak terkendali. Fenomena ini menyebabkan kawasan pesisir lebih rentan terhadap risiko banjir berupa limpasan air dari hulu, serta pengaruh dari gelombang pasang (spring tide) dan kenaikan muka air laut yang dapat menggenangi daratan, yang disebut dengan banjir rob. Beberapa tahun terakhir, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, mengalami banjir di beberapa tempat. Berdasarkan berita yang dihimpun dalam sembilan tahun terakhir sejak 2012 sampai dengan 2021, telah terjadi 15 kali banjir yang menenggelamkan 14 kecamatan di Kabupaten Bireuen yaitu Samalanga, Simpang Mamplam, Pandrah, Jeunieb, Peulimbang, Peudada, Jeumpa, Kota Juang, Kuala, Jangka, Peusangan, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Makmur, dan Kutablang. Dilihat dari sebagian besar kasus banjir terjadi di kawasan pesisir. Melihat kondisi tersebut, Kelompok Keahlian Hidrografi merencanakan program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk mengintegrasikan pemahaman yang komprehensif tentang kebencanaan khususnya bencana banjir mengenai penyebab dan dampak banjir, serta strategi adaptasi dan mitigasinya. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah buku panduan bagi masyarakat kawasan pesisir dalam menyiapkan “desa tanggap banjir”. Buku ini memandu masyarakat untuk memahami secara lengkap mengenai deskripsi banjir, penyebab banjir, dampak banjir, serta strategi adaptasi dan mitigasi bahaya banjir. Selain itu, diberikan juga panduan teknis berupa peta zonasi potensi bahaya banjir yang akan memandu masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari."