PENYEDIAAN PEMANENAN AIR HUJAN (PAH) DI WILAYAH CITARUM (DESA CINANGSI)
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Mariana Marselina S.



Ringkasan Kegiatan

"Salah satu wilayah yang juga termasuk bagian DAS Citarum adalah wilayah Kabupaten Cianjur. Berdasarkan hasil pemantauan kondisi lapangan yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa sebagian masyarakat di Kabupaten Cianjur masih belum memiliki akses terhadap air bersih dengan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas yang sesuai dengan Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Sebagai contoh pada tahun 2020, musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan warga di enam desa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengalami krisis ketersediaan air baku, sehingga warga terpaksa menggunakan air di badan Sungai Cisalak dengan kualitas yang tidak memenuhi baku mutu untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK). Kondisi tersebut menunjukkan pentingnya pengelolaan sumber daya air untuk mengatasi ketimpangan air pada saat kekeringan di wilayah Kabupaten Cianjur salah satuya dengan menambah penyediaan air bersih alternatif seperti pembangunan Pemanenan Air Hujan (PAH) atau biasa juga dikenal sebagai Rainwater Harvesting (RWH). Dalam rangka menjawab permasalahan tersebut, ITB melalui Program Pengabdian Masyarakat Citarum Harum Tahun 2022, berkontribusi membangun PAH khususnya di Kp Kampung Tarikolot, Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur. Pembangunan PAH yang dilaksanakan di Kampung Tarikolot, Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur telah rampung dilaksanakan sekitar akhir bulan Oktober 2022. Desa Cinangsi sendiri memiliki luas wilayah sebesar 1,5 km2 dengan ketinggian kurang dari 500 mdpl. Jumlah penduduk di Desa Cinangsi adalah sebanyak 6.810 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 454 jiwa/km2. Berdasarkan data BPS (2022), sebanyak 53,76% masyarakat di Kabupaten Cianjur mengandalkan sumur atau mata air terlindung sebagai sumber air utama, 14,04% menggunakan sumber air dari sumur atau mata air tidak terlindung, 5,32% menggunakan sumber air dari air ledeng, 22,25% menggunakan sumber air yang berasal dari sumur bor atau pompa, 0,19% menggunakan air kemasan, dan 4,44% menggunakan sumber air lainnya. Oleh sebab itu, pembangunan PAH juga tentunya diharapkan dapat mengurangi beban penggunaan air dari sumber-sumber tersebut sekaligus meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Desa Cinangsi. Pembangunan PAH ini juga merupakan salah satu wujud upaya konservasi dimana air hujan tidak langsung dibuang namun dimanfaatkan terlebih dahulu untuk mengurangi limpasan. Disamping itu juga sebagai salah satu sarana penyediaan air bersih bagi warga sekitar. Bangunan PAH berukuran 3x3x2 meter dapat menampung 18 kubik air hujan. Untuk memenuhi air bersih, terdapat sistem penyaringan yang terdiri dari zeolit, karbon aktif, pasir, dan silika di dalam bak penampungan air hujan, sehingga air hujan yang ditampung layak untuk dipakai dan dimanfaatkan oleh warga seperti untuk kebutuhan persediaan air bersih dan juga untuk wudhu santri di pesantren yang ada di dekat penampungan air hujan tersebut."



Capaian



Testimoni Masyarakat