Peningkatan Produktifitas dan Konservasi Lahan Kritis Melalui Aplikasi Model Agroforestri Berbasis Partisipasi Masyarakat di Desa Cinangsi-Kabupaten Cianjur, Sub DAS Cikundul
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Sopandi Sunarya



Ringkasan Kegiatan

"Peningkatan Produktifitas dan Konservasi Lahan Kritis Melalui Aplikasi Model Agroforestri Berbasis Partisipasi Masyarakat di Desa Cinangsi-Kabupaten Cianjur, Sub DAS Cikundul Lahan kritis merupakan lahan tidak produktif sebagai salah satu indikator telah terjadinya degradasi lahan. Demikian pula, lahan kritis sekitar DAS Citarum merupakan masalah tersendiri dalam sistem kelestarian sungai. Tantangan pengelolaan lahan di sekitar DAS Citarum adalah bagaimana mengelola lahan yang tidak memberikan efek negatif (tinggi erosi/sedimentasi) pada sungai serta masih memiliki efek positif pada masyarakat (produktif). Peningkatan produktivitas lahan harus memperhatikan kondisi lingkungan lainnya, seperti : fisiografi, arah matahari serta teknik penyusunan komponen yang tumbuh di lahan tersebut. Adanya interaksi antar komponen yang bersifat complementary, supplementary dan competitive mengakibatkan harus dilakukan pengaturan yang tepat atas tiap komponen penyusun model tanaman. Upaya-upaya untuk menghindari terjadinya competition antar komponen penyusun model tanaman menjadi kunci utama keberhasilan. Terjadinya competition antar komponen penyusun model tanaman akan menurunkan produktivitas lahan atau model yang dibangun. Peningkatan produktifitas lahan pula tidak cukup dalam sistem kelola lahan sekitar sungai. Peran lain yang harus diwujudkan adalah bagaimana model tersebut dapat berkontribusi pada fungsi Konservasi Tanah dan Air (KTA). Dimana, erosi ini akan berefek pada (Arsyad, 1989; Lal dan Stewart, 1998) pengendapan berupa penimbunan lahan pertanian, pelumpuran dan pendangkalan waduk, pendangkalan sungai, saluran dan badan air lainnya, banjir pada musim hujan, kekeringan pada musim kemarau, kerusakan ekosistem perairan, kerusakan mata air dan penurunan kualitas air, serta kerusakan lingkungan lainnya. Disamping itu, efek erosi pada modal lahan (land capital) berupa mencegah terjadinya degradasi modal lahan (land capital degradation). Dimana degradasi lahan terutama dapat menurunkan kesuburan lahan (Phommasack et al., 1996) dan inefisiensi dalam pengelolaan lahan. Hal ini ditunjukkan oleh Suganda et al. (1997) pada andisols Pacet-Cianjur, Jawa Barat pada 65,1-66,5 ton tanah yang tererosi (sekitar 0,8 cm lapisan tanah) terbawa 241 kg N, 80 kg N, 80 kg P2O5 dan 18 kg K2)/ha/tahun atau setara dengan 524 kg urea, 211 kg SP-36 dan 36 kg KCl. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk mengantisipasi permasalahan-permasalahan di atas dalam bentuk desain rancang bangun tanaman dan pembangunan model tanaman di lahan sekitar Sungai DAS Citarum. Fungsi yang dikedepankan atas rancangan dan model terbangun adalah Model Tanaman Produktif dan Konservatif dengan memperhatikan dan mempertimbangkan aspiratif masyarakat (sebagai ujung tombaknya)."



Capaian



Testimoni Masyarakat