Wardono Niloperbowo
"Workshop pencegahan dan pengendalian populasi nyamuk Aedes sp. kepada siswa dan tenaga pendidik SMP dan SMA untuk mencegah dan menekan kejadian penyakit demam berdarah di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) Abstrak Kegiatan pengembangan kepariwisataan suatu wilayah merupakan sebuah aktivitas yang cukup kompleks, karena pengembangan destinasi wisata tidak hanya meliputi pengembangan komponen-komponen wisata (atraksi wisata, fasilitas, infrastruktur, transportasi dan keramah tamahan), tetapi juga pengembangan sarana penunjang kepariwisataan, diantaranya adalah keamanan. Salah satu aspek dari keamanan adalah keamanan terhadap gangguan kesehatan. Wisatawan perlu mendapatkan kepastian bahwa tujuan wisata yang akan mereka datangi bisa menjamin kesehatan mereka selama berwisata. Salah satu penyakit yang menimbulkan kekhawatiran wisatawan ketika berkunjung ke Indonesia adalah penyakit demam berdarah.Dalam rangka mendukung pengembangan Labuan Bajo dan wilayah sekitaranya menjadi destinasi wisata kelas dunia, Dosen-dosen yang tergabung di dalam Kelompok Keahlian Fisiologi, Perkembangan Hewan dan Sains Biomedika, SITH-ITB melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk membangkitkan keikutsertaan masyarakat Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara timur untuk mengendalikan penyakit demam berdarah, melalui pengendalian populasi nyamuk demam berdarah.Kegiatan pengabdian masyarakat ini akan berbentuk workshop, yang terdiri dari kuliah tentang penyakit demam berdarah dan pengendalian nyamuk demam berdarah, serta praktek pengendalian nyamuk demam berdarah, yang diberikan kepada siswa/siswi Sekolah Dasar di kota Labuan Bajo serta guru pendamping mereka. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2022 dan dibuka oleh dr. Yulianus Weng, M.Kes, Wakil Bupati Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur dan diikuti dengan sangat antusias oleh 20 siswa SMP/SMA dan 10 orang guru pendampingnya yang mewakili 10 Sekolah Dasar di daerah Labuan Bajo. Melalui kegiatan ini, dengan bimbingan guru pendamping, siswa/siswi tersebut diharapkan bisa menjadi pemandu pengendali nyamuk demam berdarah di lingkungan sekolah dan tempat tinggalnya, serta menularkan cara pengendalian nyamuk demam."