Evy Rachmawati Chaldun
Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015, setiap anggota negara ASEAN mendapat kesempatan untuk memasarkan produknya di Indonesia dan demikian pula produk-produk Indonesia dapat masuk ke setiap negara ASEAN dengan leluasa. Dengan kondisi ini tingkat persaingan di pasar domestik akan semakin tinggi, sedangkan disisi lain untuk bisa menembus pasar di negara-negara ASEAN tersebut produk Indonesia harus mampu meningkatkan daya saingnya. Laporan tahunan World Economic Form (WEF) periode 2014 – 2015 menunjukkan bahwa Indeks Daya Saing Global (Global Competitiveness Indonesia /GCI) Indonesia berada di posisi ke 38 diantara 144 negara. Salah satu alasan rendahnya daya saing UMKM Indonesia dikarenakan rendahnya kualitas produk UMKM Indonesia sebagai dampak rendahnya kualitas teknologi yang digunakan, buruknya kualitas SDM, manajemen dan pemasaran. UMKM merupakan salah satu sektor yang memiliki kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia maka diperlukan berbagai upaya baik dari akademisi maupun pemerintah untuk meningkatkan daya saing UMKM terutama terhadap poduk-produk unggulan Indonesia. Sukaregang merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Garut Jawa Barat yang memiliki potensi ekonomi yang cukup besar berupa kerajinan kulit. Kulit yang dihasilkan telah diakui dan merupakan salah satu produk kulit terbaik di dunia dan merupakan salah satu produk unggulan Jawa Barat. Permasalahan utama yang dihadapi adalah sebagian besar para wirausaha muda dibidang perkulitan di Desa Sukaregang Garut menjalankan usahanya tanpa berbekal pengetahuan yang cukup baik mengenai manajemen usaha, khususnya dibidang pemasaran dan penjualan. Sebagai dampaknya para wirausaha muda di Sukaregang Garut ini tidak memiliki strategi yang baik ketika berbisnis, sehingga keputusan yang dibuat lebih bersifat reaktif, mencoba-coba atau sekedar mengikuti apa yang pada umumnya dijual oleh perusahaan lain. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan memberikan pelatihan kepada para wirausaha muda perajin kulit, khususnya di Desa Sukaregang Kabupaten Garut Jawa Barat, dengan menggunakan pendekatan individu. Pelatihan diberikan sebanyak 4 (empat) kali terhadap sekitar 25 wirausaha muda yang tergolong sebagai start up entrepreneur. Materi pelatihan akan meliputi manajemen pemasaran dan penjualan yang secara praktis nantinya dapat diterapkan pada kegiatan usaha mereka. Adapun yang akan menjadi narasumber disamping tim pengabdian, juga akan mengundang nara sumber yang secara langsung telah berkecimpung dalam bisnis yang sejenis.
Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan, Perintisan kelompok usaha dan pengembangan UKM
Sebagian besar para wirausaha muda dibidang perkulitan di Desa Sukaregang Garut menjalankan usahanya tanpa berbekal pengetahuan yang cukup baik mengenai manajemen usaha, khususnya dibidang pemasaran dan penjualan. Sebagai dampaknya para wirausaha muda di Sukaregang Garut ini tidak memiliki strategi yang baik ketika berbisnis, sehingga keputusan yang dibuat lebih bersifat reaktif, mencoba-coba atau sekedar mengikuti apa yang pada umumnya dijual oleh perusahaan lain.