Ahmad Izzuddin
Pada era informasi saat ini, akses internet menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat. Tidak hanya masyarakat di wilayah perkotaan dan Pulau Jawa, namun juga masyarakat yang berdomisili di luar pulau Jawa terutama di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Indonesia sebagai negara kepulauan yang sangat luas dan wilayahnya sangat tersebar, memiliki tantangan besar dalam menyediakan fasilitas akses internet bagi penduduknya. Selain karena luas wilayah, tantangan ini juga dilatarbelakangi oleh kondisi geografis, infrastruktur, akses logistik dan kondisi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dari semua lingkar atau zona wilayah, tantangan terbesar yang perlu perhatian khusus adalah di zona daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Wilayah ini yang umumnya berada di lokasi yang jauh dari kota besar dan pusat ekonomi sehingga pemberdayaan masyarakatnya perlu diberikan fokus yang lebih besar.
Untuk mengatasi masalah akses internet tersebut, pemerintah telah menajalankan beberapa program strategis nasional seperti Palapa Ring dan BTS Desa 3T. Namun, bagi warga Desa Baru Akol, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, keterbatasan akses internet ini masih menjadi tantangan yang perlu diperhatikan hingga saat ini. ITB sebagai perguruan tinggi yang dalam hal ini LPPM ITB bekerjasama dengan Kementerian Desa PDTT perlu memberikan kontribusi nyata dalam bentuk pengabdian masyarakat kepada masyarakat desa khususnya di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Kegiatan pengabdian masyarakat yang kami usulkan dalam proposal ini berfokus pada penyediaan, peningkatan dan pemanfaatan akses internet secara positif dan produktif bagi masyarakat Desa Baru Akol, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara. Dengan kegiatan pengabdian masyarakat ini, kami berharap dapat ikut berpartisipasi membantu masyarakat sesuai dengan bidang keahlian di ITB. Dalam jangka panjang, kegiatan pengabdian masyarakat juga diharapkan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan hidup masyarakat desa.
Kegiatan tahap awal meliputi survey langsung ke Desa Baruakol pada akhir Juli 2023. Pada survei tersebut, dilakukan pengecekan, pengetesan kondisi jaringan internet, pemetaan lokasi pemasangan dan koordinasi dengan pihak desa. Dari pengamatan langsung di desa, telah terpasang satu menara tower eNodeB 4G yang dikelola oleh Telkomsel dan BAKTI. Tower 4G ini sudah menjangkau keseluruhan wilayah desa namun kecepatannya masih belum memadai untuk penggunaan internet sehari-hari. Hasil dari survei tersebut adalah desain jaringan di desa serta rencana titik lokasi instalasi WiFi point. Sedangkan akses internet diusulkan menggunakan link High Throughput Satellite (HTS) Ka-band.
Kegiatan di desa dilanjutkan pada Oktober 2023 dengan beberapa agenda utama. Kegiatan pertama adalah konfigurasi dan instalasi perangkat jaringan dan radio (indoor dan outdoor) dan pemasangan tiang di 3 titik akses internet (Kantor Desa Baruakol, Rumah Kepala Desa dan SMPN 4 Satu Atap Mangoli Tengah). Kegiatan dilanjutkan dengan pengujian jaringan secara keseluruhan di setiap titik akses WiFi dilanjutkan dengan training penggunaan dan pengaturan WiFi ke perangkat desa. Kegiatan berikutnya adalah sosialisasi hasil kegiatan pengabdian masyarakat berupa akses internet dan WiFi point di desa serta penyerahan hasil kegiatan secara simbolis di Kantor Desa Baruakol. Setelah hasil kegiatan diserahkan ke pihak desa, kegiatan tim selanjutnya adalah monitoring dan supervisi jaringan secara remote dari Bandung.
Implementasi Jaringan Internet di Desa
Manfaat bagi masyarakat desa adalah peningkatan akses internet untuk meningkatkan produktivitas, sedangkan manfaat bagi ITB secara umum adalah memperluas jangkauan dan portofolio ITB terkait jaringan internet di wilayah 3T