Peningkatan Nilai Produk Singkong Desa Cireundeu Melalui Pembuatan Tepung Singkong Termodifikasi
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Khalilan Lambangsari



Ringkasan Kegiatan

Dalam pemanfaatannya sebagai bahan pangan, salah satu kekurangan umbi singkong adalah kandungan airnya yang cukup tinggi sehingga rentan mengalami kebusukan. Untuk menyiasati hal tersebut, singkong seringkali dikeringkan untuk menurunkan kadar airnya hingga sekitar 10-15% dan diolah menjadi bahan pangan yang memiliki masa simpan lebih tinggi, Seiring perkembangan industry pangan, tepung singkong mulai banyak digunakan oleh masyarakat dunia sebagai pengganti tepung terigu. Meskipun tepung singkong tidak mengandung gluten, penggunaannya belum dapat menggantikan tepung terigu secara keseluruhan dikarenakan tepung singkong memiliki kandungan protein yang sangat rendah dan kandungan pati (starch) yang sangat tinggi. Modified Cassava Flour (MOCAF) merupakan produk turunan dari tepung singkong yang sudah melalui proses fermentasi dengan bantuan bakteri Asam Laktat (BAL). Proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan protein dan menurunkan kandungan pati pada MOCAF, menjadikan MOCAF lebih larut dalam air, serta mengurangi aroma singkong sehingga menghasilkan tepung dengan aroma yang lebih netral. Tepung MOCAF ini nantinya dapat dimanfaatkan untuk membuat panganan sehari-hari maupun dijual untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pangan lokal maupun nasional. Tepung MOCAF mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dari umbi singkong ataupun kerupuk, sehingga diharapkan produk tepung MOCAF dari Desa Cireundeu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat Desa Cireundeu. Tujuan dari Program Pengabdian Masyarakat ini adalah membantu Ikatan Wanita Koperasi untuk meningkatkan efektivitas produksi serta membantu menekan biaya produksi.



Capaian

Penerapan Karya Tulis, Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan



Testimoni Masyarakat

Umbi singkong (Manihot esculenta Cranz) merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak digunakan sebagai makanan pokok maupun bahan baku industri pangan. Berdasarkan data dari Food Outlook yang dirilis FAO (2018), Produksi singkong di dunia terus mengalami peningkatan dari 250 juta ton hingga 277 juta ton per tahun dalam kurun waktu 2010-2019. Di Indonesia, umbi singkong memiliki peranan yang sangat penting dalam ketahanan pangan nasional, baik sebagai makanan pokok, sumber karbohidrat, bahan baku makanan olahan, dan juga sebagai pakan ternak. Salah satu faktor yang menjadikan singkong banyak digemari adalah daya tahan tanaman serta produktivitas umbinya. Beradasarkan data produktivitas tanaman pangan yang dirilis Kementerian Pertanian Republik Indonesia, produktivitas singkong pada tahun 2017 mencapai angka 24.6 ton/ha, lebih besar dibandingkan tanaman pangan pokok lain seperti padi (5.1 ton/ha) dan jagung (5.2 ton/ha). Dalam pemanfaatannya sebagai bahan pangan, salah satu kekurangan umbi singkong adalah kandungan airnya yang cukup tinggi sehingga rentan mengalami kebusukan.