Fariz Muharram Hasby
Pada penelitian ini belum dilakukan analisis lebih lanjut terhadap perbedaan jenis model maupun tingkat kesulitan model sepatu yang dihasilkan pada pengukuran awal dan pengukuran akhir, sehingga masih terdapat kemungkinan perbedaan kapabilitas proses dapat juga disebabkan oleh perbedaan jenis model sepatu yang harus dihasilkan. Namun, jika diasumsikan bahwa kesulitan pembuatan tiap model sepatu adalah relatif sama dan skill dari operator juga relatif sama, dapat disimpulkan bahwa solusi perbaikan telah memberikan dampak positif bagi proses produksi di UMKM pembuatan sepatu ini. Penelitian ini memperlihatkan bahwa metode DMAIC sebagai bagian dari six sigma adalah salah satu metode yang tidak hanya dapat diterapkan pada perusahaan besar, tetapi juga pada UMKM yang berbasis di Indonesia. Metode perbaikan berkelanjutan seperti six sigma ini dapat diterapkan dengan ongkos yang relatif kecil, seperti ditunjukkan pada penelitian ini di mana keputusan perbaikan yang dilakukan oleh manajemen juga sangat dipengaruhi oleh pertimbangan ongkos, sehingga perbaikan yang dirasakan memiliki ongkos yang memberatkan sama sekali tidak akan dipertimbangkan oleh pemilik perusahaan. Kesulitan dari penerapan metode ini pada UMKM adalah dari segi keahlian, di mana metode ini membutuhkan sangat banyak aspek teknikal dan analisis yang kemungkinan sulit ditemui di lingkungan UMKM. Oleh karena itu, penelitian aplikatif seperti ini penting untuk diperbanyak agar semakin banyak contoh penerapan yang dapat dijadikan acuan oleh berbagai UMKM yang ada di Indonesia untuk memperbaiki kualitas perusahaan mereka
Penerapan Karya Tulis
Studi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk sebuah perusahaan UMKM agar dapat dicapai kualitas produk yang baik melalui produksi yang efisien. UMKM dicirikan diantaranya dengan tingkat penerapan teknologi yang rendah maupun ketersediaan modal investasi yang rendah, oleh karenanya dalam penelitian ini diterapkan metodologi perbaikan berkelanjutan Six Sigma yang tidak memerlukan investasi tinggi dalam penerapannya. Perusahaan UMKM sebagai objek penelitian ini pada awalnya bisa mencapai 33,86% produk cacat per hari. Namun, melalui penerapan metode DMAIC dapat ditemukan factor critical-to-quality, subfaktor penyebab cacat produk dan dilakukan juga pengukuran stabilitas dan kapabilitas proses hingga dapat dihasilkan 5 solusi perbaikan yang dianggap feasible oleh manajemen untuk dilakukan. Penerapan metode Six Sigma dan DMAIC terbukti dapat meningkatkan kapabilitas proses dari 2,795 sigma hingga mencapai 3,3 sigma setelah penerapan atau defect rate yang hanya sebesar 17,9%. Dari jumlah output yang sebanding dengan pengukuran sebelumnya dan fraksi cacat yang jauh lebih kecil, dapat dilihat bahwa perbaikan proses produksi telah memberikan perbaikan bagi proses produksi.