Muhammad Yusuf Abduh
Di daerah sekeliling waduk Jatigede, Sumedang, terdapat 23 pohon induk kemiri sunan yang tumbuh secara alami. Biji kemiri sunan merupakan sumber biomassa yang sangat potensial karena saat ini pemanfaatan biji kemiri sunan masih sangat terbatas. Dari perspektif biorefinery, identifikasi bioproduk yang mempunyai nilai tambah tinggi merupakan sesuatu yang sangat relevan karena ini akan meningkatkan keuntungan rantai nilai dari perkebunan kemiri sunan. Oleh karena itu, perlu sebuah program pemberdayaan dan pendampingan untuk menerapkan hasil riset dan teknologi terkait pemanfaatan bjii kemiri sunan untuk menghasilkan bioproduk dengan menggunakan konsep biorefinery yang sudah dilakukan di ITB. Program ini difokuskan untuk bekerjasama dengan kelompok tani yang ada di sekitar ITB Jatinangor untuk mengumpulkan biji kemiri sunan yang ada di areal perhutani, melakukan pengeringan awal biji untuk proses penyimpanan yang kondusif dan biokonversi biji kemiri sunan untuk menghasilkan bioproduk. Diharapkan hasil kegiatan ini akan membangun budaya masyarakat berketrampilan teknologi dan meningkatkan kesejahteraan petani. Pelaksanaan PM meliputi pemetaan awal daerah yang telah menanami kemiri sunan, silaturahmi awal dengan pihak perhutani sebagai institusi yang telah menanam kemiri sunan, melakukan demonstrasi pemanfaatan kemiri sunan dengan menggunakan konsep biorefinery, pembuatan buku ”Dari ITB untuk Indonesia: Biorefinery Kemiri Sunan” dan silaturahmi lanjutan serta memberikan buku kemiri sunan kepada masyarakat petani, adm perhutani dan badan kesatuan pemangku hutan.
Penerapan Karya Tulis, Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan
Masyarakat di Desa Pajagan dan pihak Perhutani telah menanam kemiri sunan pada lahan mereka, namun belum mengetahui sejuh mana pemanfaatan hasil dari kemiri sunan. Meskipun telah dilakukan proses pemanenan biji kemiri sunan di tahun 2015, usaha tersebut dianggap sangat tidak optimal oleh para petani. Hal ini dikarenakan, tidak adanya perhatian khusus terhadap komoditas tersebut.