Ridwan Sutriadi
Kabupaten Cerdas / Smart City merupakan sebuah konsep kota cerdas yang diharapkan mampu mendorong pembangunan wilayah dan tata kelola pemerintah yang efektif dan terintegrasi berbasis pemanfaatan teknologi, serta memberikan dampak terhadap peningkatan kualitas hidup dan kenyaman masyarakat. Kabupaten Cirebon merupakan salah satu kabupaten yang terpilih untuk mengikuti Gerakan Menuju 100 Smart City se-Indonesia, yakni sebuah gerakan yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Selain termasuk dalam 100 daerah Smart City di tingkat nasional, salah satu dukungan program Smart City di Kabupaten Cirebon yaitu melalui RPJMD Tahun 2019-2024 pada misi ke 4 (empat) yaitu meningkatnya produktivitas masyarakat untuk lebih maju dan unggul. Program smart city dijadikan sebagai sasaran misi tersebut, sehingga program tersebut menjadi prioritas program unggulan untuk 5 (lima) tahun kedepan. Partisipasi masyarakat menjadi elemen penting karena menunjukkan keberhasilan suatu proses pembangunan, baik masyarakat sebagai suatu sistem maupun individu. Smart people menjadi salah satu aspek penting dalam pengembangan konsep Smart City di Indonesia. Smart people tentu akan meningkatkan angka partisipasi masyarakat dan mendorong percepatan implementasi Smart City di Kabupaten Cirebon. Kecamatan Sumber sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan di Kabupaten Cirebon tentu akan menjadi sasaran utama dalam implementasi program Cirebon Smart City, yang juga didukung oleh adanya Kampus ITB Cirebon di Kelurahan Watubelah, Kabupaten Cirebon. Beberapa hal tersebut mendorong perlunya kegiatan PPM berupa pendampingan untuk meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan Smart City di Kabupaten Cirebon.
Penerapan Karya Tulis
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa lebih dari 50% masyarakat Kabupaten Cirebon, Kecamatan Sumber belum mengetahui terkait pelaksanaan program Smart City di Kabupaten Cirebon. Masyarakat yang tidak terinformasi terkait program smart city, tentu akan menghambat keberjalanan dan keberhasilan pelaksanaan program. Masyarakat juga belum memiliki tingkat angka melek teknologi yang baik dan belum terbiasa dengan teknologi, hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar responden (masyarakat di Kabupaten Cirebon) lebih nyaman untuk menggunakan fasilitas pelayanan publik secara langsung dibandingkan dengan memanfaatkan layanan secara online melalui aplikasi.