Irwan Meilano
Peristiwa bencana Gempabumi di Kabupaten Cianjur pada tanggal 21 November 2022, dengan Magnitudo 5,6 menyebabkan kerugian yang masif, baik itu harta benda maupun korban jiwa. Menurut data BMKG guncangan gempa bumi dirasakan pada wilayah sekitar lokasi pusat gempa bumi di Kabupaten Cianjur pada skala V-VI MMI (Modified Mercalli Intensity). Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi tinggi. Gempabumi Cianjur memiliki bahaya ikutan, yaitu Tanah Longsor yang banyak menyebabkan korban jiwa. Penyebab bencana di Kabupaten Cianjur, khususnya di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang selain diakibatkan oleh kekuatan dari gempa itu sendiri juga yang paling utama adalah pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai potensi ancaman dan upaya pengurangan risiko bencana gempabumi masih banyak masyarakat yang belum memiliki tingkat kesadaran (awareness) yang cukup tinggi terhadap bencana. Kurangnya kesadaran dapat meningkatkan risiko masyarakat terhadap suatu bencana. Masyarakat merupakan kelompok yang pertama kali merasakan dampak dari suatu kejadian bencana. Masyarakat perlu diperkenalkan kepada jenis ancaman bahaya bencana dimana masyarakat tersebut bermukim, cara menghindari dan mengurangi ancaman bahaya dan kerentanan, serta meningkatkan kemampuan untuk menghadapi setiap ancaman bencana sehingga risiko yang ditimbulkan bisa berkurang atau tidak ada sama sekali. Kearifan lokal dan pengetahuan tradisional yang ada di masyarakat dapat dimasukkan dalam PRB untuk memperkuat faktor-faktor dalam PRB. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa termasuk dalam kegiatan pengurangan risiko bencana. Pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan positif. Metode yang digunakan dalam program ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data pada saat survey dilakukan dengan Observasi, Wawancara mendalam, FGD, dan Studi Dokumen Koordinasi dengan pemerintah lokal, yaitu Desa Gasol Kecamatan Cugenang 1.2 Tujuan dan Target Kegiatan Tujuan umum dari program ini adalah sebagai upaya pengurangan risiko bencana dengan pengembangan rintisan desa tangguh bencana melalui edukasi kebencanaan yang disesuaikan dengan ilmu dan pengetahuan dengan hasil riset di perguruan tinggi yang disesuaikan dengan budaya dan kearifan lokal masyarakat desa. Adapun tujuan khusus antara lain : 1. Mendampingi masyarakat dalam membangun konsep dan rintisan desa tangguh bencana. 2. Membantu penguatan sistem kesiapsiagaan di level RT dan RW yang meliputi : (a) membantu menyusun rencana kontijensi bencana gempabumi (b) membantu menyusun rencana evakuasi masyarakat (peta, jalur, rambu, titik evakuasi aman) yang dapat digunakan sebelum dan pada saat bencana terjadi (c) mendorong terbentuknya lembaga di tingkat RT dan RW (relawan penanggulangan bencana) yang memiliki kemampuan dalam melakukan penanganan darurat bencana. 3. Membantu penguatan perencanaan pembangunan kembali yang lebih baik (Build back better) untuk mencegah risiko baru dan megurangi risiko bencana yang ada di tingkat pemerintahan terkecil (RT dan RW). Pengembangan desa tangguh ini diharapkan dapat memberikan solusi permasalahan masyarakat desa dengan pendekatan holistic berbasis riset multidisiplin, mengaplikasikan hasil riset unggulan perguruan tinggi yang sesuai dengan urgensi kebutuhan masyarakat desa, memberikan penguatan potensi masyarakat desa melalui aplikasi hasil riset unggulan perguruan tinggi, membentuk desa binaan sebagai salah satu model science-technopark perguruan tinggi. Adapun target kegiatan adalah sebagai solusi dalam upaya pengurangan bencana di Kp. Longkewang Rt 04 RW 05 Desa Gasol, Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur.
2. Membantu penguatan sistem kesiapsiagaan di level RT dan RW yang meliputi : (a) membantu menyusun rencana kontijensi bencana gempabumi (b) membantu menyusun rencana evakuasi masyarakat (peta, jalur, rambu, titik evakuasi aman) yang dapat digunakan sebelum dan pada saat bencana terjadi (c) mendorong terbentuknya lembaga di tingkat RT dan RW (relawan penanggulangan bencana) yang memiliki kemampuan dalam melakukan penanganan darurat bencana.; 3. Membantu penguatan perencanaan pembangunan kembali yang lebih baik (Build back better) untuk mencegah risiko baru dan megurangi risiko bencana yang ada di tingkat pemerintahan terkecil (RT dan RW).; 1. Mendampingi masyarakat dalam membangun konsep dan rintisan desa tangguh bencana.
Keterlibatan masyarakat penerima manfaat terdapat sedikitnya 20 orang warga Desa Gasol dalam penerimaan manfaat dari kegiatan. Keterlibatan tim dari ITB yang berkolaborasi dengan tim dari Bandung Mitigasi Hub (BMH), sebuah yayasan edu center Pengurangan Resiko Bencana di Bandung.