Iwan Inrawan Wiratmadja
Hasil pengukuran kesiapan manufaktur komponen pesawat untuk teknologi bonding dan komposit dihentikan pada MRL 3 dengan nilai 93% dikarenakan batas ukur yang digunakan sebesar 95%. Hal ini menyatakan bahwa kesiapan manufaktur perusahaan ini berada pada tingkat dibawahnya yaitu MRL 2. Tingkat MRL 2 menyatakan bahwa perusahaan berada pada tahap konsep manufaktur baru untuk manufaktur komponen pesawat dengan teknologi bonding dan komposit telah diidentifikasi. Pada tingkatan ini, dilakukan identifikasi, studi jurnal ilmiah, analisis material, dan pendekatan proses manufaktur sehingga didapat pemahaman kelayakan manufaktur dan risiko dari teknologi yang ingin diterapkan. Hasil pengukuran menunjukan bahwa perusahaan belum siap melakukan produksi dengan teknologi ini dikarenakan hasil pengukuran berada pada tingkat MRL 2 sedangakan tujuan yang ingin dicapai adalah tingkat MRL 8.
Penerapan Karya Tulis
Perusahaan manufaktur pesawat perlu menerapkan teknologi bonding dan komposit.untuk menciptakan daya saing internasional dan memenuhi permintaan klien. Penerapan teknologi ini bertujuan untuk melakukan produksi awal tingkat rendah untuk memenuhi permintaan klien spesifik. Penerapan teknologi baru ini memiliki banyak resiko yang belum diketahui perusahaan sehingga diperlukan pengukuran tingkat kesiapan manufaktur untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap target kemampuan produksi yang diperlukan. Pengukuran kesiapan manufaktur pada perusahaan ini dilakukan menggunakan model dari US Department of Defense berupa manufacturing readiness level (MRL) yang terdiri dari 10 tingkatan. MRL dikembangkan menggunakan metode delphi dan divalidasi dengan content validity ratio (CVR). Alat ukur yang dikembangkan terdiri dari 439 Indikator yang tersebar kedalam 10 tingkatan kesiapan manufaktur sesuai MRL.