Dr. Wawan Gunawan
Village One Product” dari Bappeda Kab. Bandung Barat tahun 2013, aren ditetapkan sebagai komoditas unggulan Kab. Bandung Barat yang juga merupakan daerah penghasil gula merah berbahan baku nira Aren. Melalui kerjasama SITH ITB dengan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung, pengembangan potensi aren di Kabupaten Bandung Barat diarahkan pada konsep pengembangan sentra produksi kerakyatan yang mempertimbangkan peningkatan nilai tambah melalui pengembangan produk olahannya serta kualitas yang sesuai standar. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah: 1) Menerapkan teknik pemasaran (growth/marketing hacking) untuk produk aren. 2) Memfasilitas sistem produksi melalui mesin pengering gula semut. 3) Penguatan divisi marketing kelompok dan mitra kelompok 4) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan/ skill teknik pemasaran produk gula aren serta penggunaan mesin pengering gula semut. Metode pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode pendekatan kelompok dengan mengupayakan keterlibatan aktif dari anggota Masyarakat Desa Wangunsari untuk mengikuti berbagai proses dan pelaksanaan kegiatan. Kenis kegiatan yang dilakukan meliputi; 1) kegiatan diskusi kelompok terarah dengan metode PRA (Participatory Rural Appraisal) untuk mendorong masyarakat membahas persoalan penguatan kemitraan usaha dan distribusi produk aren yang benar dan berkelanjutan. 2) Penyuluhan atau workshop yang meliputi : a) penyampaian informasi mengenai Teknik pemasaran/ growth marketing hacking produk gula aren; b) penyampaian informasi sekaligus praktek penggunaan mesin yang benar, dan c) penguatan divisi marketing kelompok dan mitra kelompok.
Terbentuknya unit pengolah hasil Marketing Hacking yang operasional oleh divisi marketing. Terbentuknya penguatan Kemitraan/ Pembentukkan Pasar. Surat kerjasama dengan pasar.
Besarnya potensi pasar dari produk-produk olahan aren tidak diimbangi dengan pengembangan pohon aren sebagai bahan bakunya. Perbanyakan pohon juga masih mengandalkan musang/luwak dan atau mengandalkan permudaan alami sebagai sumber bibit. Proses pemeliharaan tanaman dan pengolahan produk juga masih konvensional. Manajemen kinerja petani aren belum terorganisir dengan baik, mulai dari informasi serta edukasi mengenai aren (dari penanaman sampai pengolahan) yang baik dan benar belum diketahui sepenuhnya oleh petani. Petani juga belum terlalu mengenal teknologi pada pertanian yang semakin maju. Selain itu pemasaran produk gula aren masih bersifat konvensional dan masih terbatas di wilayah sekitar Kabupaten Bandung Barat.