Pengenalan nanosains dan nanoteknologi secara dini pada pelajar tingkat SMA melalui kegiatan Nano for Teens 2020
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Triati Dewi Kencana Wungu



Ringkasan Kegiatan

Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi Institut Teknologi Bandung (PPNN – ITB) merupakan Pusat Unggulan IPTEKS yang memiliki komitmen kuat untuk senantiasa mengembangkan penelitian dan penerapan ilmu pengetahuan maju demi kesejahteraan bangsa Indonesia. Sejalan dengan amanah Tri Darma Perguruan Tinggi, salah satu visi PPNN adalah memperluas wawasan masyarakat terhadap teknologi baru dengan cara menyelenggarakan berbagai pelatihan, pengenalan, dan seminar tentang nanoteknologi. Walaupun demikian, pendekatan ini hanya efektif dilakukan di lingkungan akademisi dan peneliti saja. Maka dari itu, perlu diselenggarakan acara khusus yang dapat memperkenalkan nanoteknologi kepada khalayak umum, utamanya pada generasi muda. Salah satu program kerja PPNN dalam rangka memperkenalkan nanosains nanoteknologi kepada pelajar sekolah adalah Nano for Teens. Program ini merupakan program tahunan yang dirangkai khusus untuk remaja SMP dan SMA dan telah berlangsung sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2019. Fokus utama kegiatan “Nano for Teens” adalah pengenalan bidang nanosains dan nanoteknologi untuk siswa/I SMP (kelas 1,2, dan 3) dan SMA (kelas 1 dan 2). Dengan memahami teknologi sejak dini, peserta dipastikan mendapat ilmu pengetahuan tambahan sekaligus sumber inspirasi untuk membuat ide dan karya nanoteknologi untuk pembangunan bangsa Indonesia di masa depan. Kegiatan PM ini terbatas pada kalangan siswa di SMP atau SMA, namun ada juga alumni mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini. Kegiatan dilaksanakan secara virtual melalui Zoom Meeting.



Capaian

Penerapan Karya Tulis, Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan



Testimoni Masyarakat

Di Indonesia, nanoteknologi masih terdengar asing walaupun pemetaan penelitian nano material dan nanoteknologi sudah dipetakan oleh Kementrian Perdagangan dan Perindustrian sejak tahun 2008. Tidak banyak masyarakat yang mengenal istilah tersebut meskipun aplikasinya sudah banyak ditemui di kehidupan sehari-hari. Kurangnya informasi dan sosialisasi ini menambah ketertinggalan bangsa Indonesia akan penguasaan teknologi nano. Wawasan siswa terhadap nanosains dan nanoteknologi masih minim karena kurikulum di sekolah yang tidak menunjang. Sehingga pada saat pengenalan nano kepada para siswa diberikan, siswa mendapatkan pencerahan baru.