Emilia Fitriana Dewi
"Kemampuan pelaku usaha mikro dalam melakukan efisiensi dalam rangkaian proses produksi, distribusi dan pemasaran membuat produk yang dihasilkan bisa bersaing. Bagi pelaku usaha kecil menjalankan efisien adalah budaya yang sudah menjadi kebiasaan dalam menjalankan usaha. Pelaku UKM menyadari bahwa kapasitas dan kemampuan keuangan mereka terbatas dalam menjalankan usaha, sehingga semua proses yang bisa dijalankan oleh keluarga secara mandiri, mereka akan lakukan. Sedangkan industri besar dengan kapasitas produksi dan sumberdaya yang dimiliki perlu membangun efisiensi menjadi sebuah budaya perusahaan. Salah satu permasalahan UKM adalah minimnya pengetahuan pengusaha UKM tentang manajemen bisnis yang baik. Banyak pelaku UKM hanya fokus memproduksi barang, tanpa memikirkan bagaimana strategi ekspansi bisnisnya lebih besar lagi. Akibatnya, pengusaha UKM kesulitan dalam meningkatkan level bisnisnya. Usaha yang mereka jalankan tidak berkembang dan omzet yang didapat tidak mengalami kenaikan. Permasalahan selanjutnya yang dihadapi oleh para pelaku UKM adalah meningkatkan daya saing bisnisnya, seorang pengusaha UKM juga sering mengalami kendala dalam melakukan inovasi produk. Saat ini jumlah produk UKM yang mampu menembus pasar internasional masih sangat sedikit sekali. Salah satu penyebab sulitnya produk UKM bersaing di pasar mancanegara adalah rendahnya daya saing produk. Apalagi, jika dihubungkan dengan harga yang ditawarkan, produk UKM Indonesia masih jauh dari kualitas yang ditawarkan produk luar negeri. Salah satu permasalahan UKM yang sering luput dari perhatian pengusaha UKM adalah pemasaran digital. Belum banyak pelaku UKM yang sadar akan pentingnya pemasaran digital bagi produk dan juga usahanya. Sehingga, kebanyakan pelaku UKM hanya fokus menjual, menjual, dan menjual, tanpa memikirkan bagaimana promosi dari produknya. Selain menjaga kualitas branding sangatlah penting dalam upaya membesarkan bisnis UKM. Dengan kualitas pemasaran yang baik, suatu produk akan lebih mudah diingat khalayak. Sehingga peluang terjadinya penjualan pun semakin besar. Lalu kesalahan yang banyak dilakukan oleh para pelaku UKM adalah banyak yang tidak sadar jika pembukuan secara manual menjadi permasalahan UKM yang cukup serius. Pembukuan secara manual ini rawan terjadinya kehilangan, kerusakan, dan bahkan kesalahan rekap. Sehingga, pengusaha tidak bisa menganalisa hasil penjualannya secara tepat. Misalnya: jika laporan penjualan pada hari tertentu tiba-tiba hilang, maka laporan penjualan keseluruhan pun akan amburadul. Padahal, pembukuan yang baik adalah kunci evaluasi bisnis yang memadai. Dengan pembukuan yang baik, para pelaku UKM bisa menganalisa penjualan usaha secara lebih tepat sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan selanjutnya. Selain itu, pembukuan yang baik juga menjadi syarat wajib untuk semua pengusaha yang ingin meminjam modal usaha kepada bank."