Pengembangan Sentra IKM dalam Kapasitas Produksi dan Pemasaran Digital Mendukung Program One Village One Product di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Dwita Astari Pujiartati



Ringkasan Kegiatan

Kegiatan pengabdian masyarakat ini diusulkan dilaksanakan di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, dan diharapkan menambah ragam kontribusi dan portofolio ITB ke daerah zona pebatasan Republik Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Serawak (Malaysia Timur) masih memiliki permasalahan utama terkait dengan kondisi ekonomi, apalagi sesudah pandemi Covid-19. Angka pengangguran yang cukup tinggi (hampir 10%) dan masih besarnya desa rawan pangan (total 76 desa). Saat ini terdapat sekitar 2000 usaha kecil dan 157 usaha menengah dengan kapasitas produksi masih kurang, dukungan teknologi yang kurang dan akses pemasaran yang terbatas.

Saat ini sudah terdapat beberapa sentra IKM di Kabupaten Sambas, yaitu rotan dan bambu, tenun, pengolahan ikan, lada bubuk dll. Kabupaten Sambas memiliki potensi sumber daya alam perikanan yang berlimpah dan saat ini pemerintah kabupaten sedang menggalakkan program unggulan one village one product (OVOP). Program OVOP ini mendapat dukungan dari pemerintah pusat melalui Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2021 tentang percepatan pembangunan kawasan perbatasan negara di Aruk, Moutaain dan Skouw.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini difokuskan pada usaha pengolahan ikan yaitu amplang, fillet, kripik, abon dan bakso. Pada kegiatan ini, dirancang mesin TTG (teknologi tepat guna) yang mampu meningkatkan kapasitas produksi pada sentra IKM pengolahan perikanan. Kegiatan pengabdian masyarakat  terdiri dari dua tahapan besar yaitu pengembangan mesin TTG dan pelatihan pemasaran. Pengembangan mesin TTG dimulai dari pemetaan proses produksi, evaluasi proses produksi, pengembangan mesin TTG dan pengujian mesin TTG. Pelatihan mencakup diskusi dengan pihak pemerintahan mengenai tantangan yang dihadapi UKM, penentuan tujuan dan materi seminar, serta pelaksanaan seminar. 

Dari kegiatan ini, dihasilkan dua buah mesin TTG yaitu mesin penggorengan dan mesin pengaduk adonan. Mesin penggorengan yang dirancang adalah mesin penggoreng dengan pengaduk otomatis yang lebih aman. Sedangkan mesin pengadon dirancang memiliki dua jenis pengaduk sesuai konsistensi produk yang diolah oleh UMKM, yaitu pengaduk dengan bentuk ulir untuk adonan cair, dan pengaduk dengan bentuk U untuk adonan dengan konsistensi liat. Tahap kedua yaitu pelatihan telah dilakukan pada tanggal 21 November 2023 yang diikuti oleh 21 UKM di Kabupaten Sambas



Capaian

Tersedianya produk TTG yang sudah dimodifikasi dan rancang ulang dengan memperhatikan faktor ergonomis meliputi: antropometri, biomekanika, usabilitas, dan keselamatan kerja serta juga green dan hemat energi.; Terlaksananya sosialisasi dan ujicoba TTG kepada 30 pelaku UMKM di Kabupaten Sambas; Terlaksananya pelatihan dalam peningkatan kompetensi branding, perancangan kemasan dan pemasaran digital; Terpetakan secara spesifik kebutuhan TTG untuk sentra IKM Pengolahan Ikan untuk produk olahan ikan, beserta isu ergonomi (human factors) yang relevan; Terwujudnya sustainability dan keberlanjutan program di masa yang akan datang. Produk TTG diharapkan bisa direplikasi dan diperbanyak oleh Pemerintah setempat.



Testimoni Masyarakat

Bagi KK, proyek ini menjadi salah satu sarana pengaplikasian praktik keilmuan di bidang ergonomi dengan permasalahan nyata yang dihadapi oleh masyarakat Bagi Indonesia, proyek ini diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di daerah perbatasan yaitu Kabupaten Sambas