Dian Widiawati
"Dewasa ini seiring dengan kesadaran masyarakat global akan pentingnya melakukan penyelamatan lingkungan, serta apresiasi yang besar terhadap nilai-nilai kearifan lokal dan budaya masyarakat tertentu, membuka peluang bagi berkembangnya produk dengan material alam yang berkelanjutan, antara lain produk tekstil dengan pewarna alami. Indonesia memiliki kekayaan budaya tekstil di berbagai pelosok daerah, salah satunya tenun songket dari daerah Lombok. Desa Ungga, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah ini dikenal sebagai sentra kerajinan tenun. Desa Ungga yang sebagian besar dihuni oleh penduduk aslinya Suku Sasak ini, memiliki kegiatan menenun kain yang telah menjadi kebiasan turun temurun dari para leluhur mereka. Masyarakat setempat mewajibkan setiap anak gadisnya untuk bisa menenun kain. Tahapan proses pembuatan kain tenun kain khas Lombok membutuhkan waktu yang cukup lama, untuk satu bahan tenunan songket membutuhkan waktu pembuatan selama 3 minggu, tergantung dari kemahiran dan tingkat kerumitan tenun. Permasalahan yang ditemui di lapangan adalah sebagian besar penenun di daerah tersebut masih menggunakan pewarna sintetis, karena terbatasnya pengetahuan para penenun lokal dalam memanfaatkan potensi alam sekitar sebagai sumber bahan pewarna alami. Walaupun beberapa penenun telah mencoba melakukan proses produksi dengan pewarna alam, tetapi masih sangat sedikit yang menekuninya dan terkendala berbagai hal. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka melalui program PKM PPMI KK 2022 ini, diadakan pelatihan dan pendampingan pencelupan dengan pewarnaan alami dan pengembangan desain tenun songket untuk daerah tersebut. Harapannya setelah dilakukan kegiatan ini masyarakat penenun dapat menguasai teknik-teknik pewarnaan alam, sehingga terjadi peningkatan kualitas produk dengan desain tenun yang beragam, serta mampu menerapkannya pada proses produksi pertenunan di masa yang akan datang"