Pengembangan Potensi Pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Desa Wisata Melalui Pelatihan Pembuatan Paket Wisata Budaya “Upacara Adat Wiwitan”
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Lusia Marliana Nurani



Ringkasan Kegiatan

"Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini berjudul Pengembangan Potensi Pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Desa Wisata Melalui Pelatihan Pembuatan Paket Wisata Budaya “Upacara Adat Wiwitan” yang dilaksanakan secara luring di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang akan bekerja sama dengan Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (DPD ASITA) DIY. Sejak pandemi Covid-19 berlangsung pada tahun 2020, propinsi DIY mengalami penurunan jumlah wisatawan yang drastis padahal sebelum pandemi propinsi ini adalah salah satu destinasi wisata utama di Indonesia. Hal ini tentunya berdampak negatif bagi perekonomian DIY terutama bagi para pelaku pariwisata maupun masyarakat yang memperoleh pendapatan secara tidak langsung dari aktivitas pariwisata. Dengan mempertimbangkan permasalahan tersebut, kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan perekonomian masyarakat DIY melalui pemulihan pariwisata. Walaupun saat ini keadaan mulai membaik dibandingkan di tahun 2020, dunia pariwisata di DIY belum sepenuhnya pulih. Oleh karena itu para pelaku pariwisata harus kreatif dan inovatif dalam menciptakan kegiatan yang menarik para wisatawan untuk berkunjung. Berdasarkan pada pemikiran ini maka kegiatan pengabdian masyarakat ini akan memusatkan perhatiannya kepada pengembangan potensi kawasan pedesaan di DIY agar dapat menjadi desa wisata yang menonjolkan wisata budaya lokal, khususnya upacara adat “Wiwitan”. Upacara adat Wiwitan dipilih karena secara filosofis memiliki makna yang dalam yaitu harapan dan syukur. Wiwitan dilaksanakan sebelum menanam padi yang merupakan doa penuh harap agar panen berhasil. Wiwitan juga dilaksanakan sebelum memanen padi yang mencerminkan rasa syukur karena masa panen telah datang. Harapan dan syukur merupakan dua hal yang sangat penting di masa pandemi ini. Propinsi DIY memiliki kawasan pedesaan yang layak untuk dijadikan sebagai desa wisata. Namun hanya sebagian kecil dari desa-desa tersebut terutama di kawasan yang jauh dari pusat kota yang telah menjadi desa wisata. Tentunya hal ini sangat disayangkan mengingat potensi budaya di desa-desa tersebut dapat menjadi sumber mata pencaharian masyarakat desa yang dapat membantu mereka lebih berdaya dalam jangka pendek (pada masa pandemi ini) maupun dalam jangka panjang (pasca pandemi). Saat ini telah ada desa wisata di Kabupaten Bantul, DIY yang menyelenggarakan wisata budaya. Namun di masa pandemi ini kegiatan berhenti. Alasan utama tentunya adalah karena pandemi. Alasan kedua adalah karena kegiatan tidak inovatif dan adaptif sesuai keadaan saat ini. Wisata budaya upacara adat Wiwitan diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan kelompok wisatawan yang hadir dalam rombongan besar padahal di masa pemulihan ini wisatawan hadir tidak selalu dalam rombongan besar dan dengan dana yang lebih terbatas. Selain itu adaptasi untuk patuh terhadap protokol kesehatan pun harus dipahami oleh pelaku wisata desa budaya. Oleh karena itu desa wisata budaya yang telah ada namun sedang tidak aktif saat ini karena pandemi harus bersinergi dengan pihak terkait khususnya asosiasi perusahaan perjalanan wisata (ASITA) agar dapat melakukan perubahan dalam paket wisata yang ditawarkannya serta berdiskusi dengan narasumber yang memahami perubahan budaya masyarakat Jawa maupun Indonesia pada umumnya sehingga paket wisata yang ditawarkan dapat sesuai untuk masyarakat saat ini. Selain itu, desa wisata budaya yang telah ada ini dapat menjadi model bagi desa-desa lain yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata budaya agar desa-desa lain pun bisa berkembang dan lebih berdaya secara ekonomi. Para pengelola perjalanan wisata pun diharapkan berpartisipasi dalam pelatihan ini karena mereka lah yang bertemu langsung dengan wisatawan dan menawarkan paket-paket wisata sesuai keinginan pasar. Dampak dari kegiatan ini adalah terbentuknya keberdayaan masyarakat khususnya masyarakat pedesaan dan para pelaku pariwisata di DIY. Sasaran kegiatan ini adalah (1) Perwakilan dari desa wisata yang telah ada, (2) Perwakilan dari desa-desa yang potensial dikembangkan menjadi desa wisata, (3) Pengelola perusahaan perjalanan wisata. Luaran dari kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan pelatihan pembuatan paket wisata budaya upacara adat Wiwitan, simulasi upacara adat Wiwitan, dan karya tulis berupa artikel di media massa serta artikel ilmiah di jurnal nasional pengabdian masyarakat terindeks Sinta."



Capaian



Testimoni Masyarakat