Heri Rahman
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Pada tahun 2015, sumbangan sektor pertanian terhadap PDB adalah 10,27%, dan tahun 2019 turun menjadi 9,41%. Namun pangsa pasar tenaga kerja sector pertanian masih tinggi yaitu sebesar 25,19% atau 31,87 juta orang dari total Angkatan kerja 133,56 juta orang (2019) (Rencana Strategis Pertanian 2020-2024). Persoalannya, implementasi pengembangan sumberdaya manusia sebagian besar tua dan jenuh (stagnant serta berada pada kondisi tua (aging agriculture). Muncul kekhawatiran minat bertani di kalangan generasi muda milenial akan menyusut dari tahun ke tahun. Sektor pertanian akan kehilangan potensi ekonominya. Petani di Jawa Barat pun mengalami penurunan, selama 5 tahun jumlah petani Jawa Barat berkurang 884.044 orang dan ini terjadi pada petani muda, sementara jumlah petani tua persentasenya semakin meningkat dari 68,06 % pada tahun 2013 menjadi 72, 14 % pada tahu 2017 (Jawa Barat dalam angka, 2014 s.d. 2018). Berkenaan dengan permasalahan tersebut, Kementerian Pertanian telah menetapkan target pencapaian penumbuhan petani milenial di Jawa Barat tahun 2019 sebanyak 110.449 orang yang tergabung dalam 4.418 Kelompok Usaha Bersama (KUB), 20 % diantaranya dialokasikan pada komunitas santri tani milenial dipondok-pondok pesantren. Salah satu Pondok Pesantren yang memiliki potensi menjadi komunitas santri tani milenial adalah Pondok Pesantren Al Kamilah di Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut. Di Ponpes tersebut, selain mengajarkan kurikulum berbasis keagamaan, juga memberikan pengetahuan praktis di bidang pertanian, peternakan dan perikanan.Berdasarkan permasalahan di atas, maka tim pelaksana PPM KK MSDH SITH ITB memandang bahwa upaya membina minat santri tani milenial untuk menjadi generasi penerus petani adalah tantangan yang harus segera diatasi. Karena itu, tim pelaksana PPM KK MSDH SITH ITB mengajukan kegiatan pengembangan entreupreuneurship santri tani milenial melaui penerapan agroteknologi dan digital marketing produk jamur tiram. Pendekatan yang akan digunakan kegiatan PPM adalah metode pendekatan Individu dan kelompok, sedangkan metode komunikasi yang akan dibangun dalam PPM ini melalui dua cara, yaitu: (1) metode komunikasi langsung dan (2) metode komunikasi tidak langsung. Metode ini disesuaikan dengan kondisi masa pandemi covid-19 untuk Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Rencana pelaksanaan kegiatan PPM meliputi: (1) persiapan, (2) adaptasi konsep desain dan pentahapan pelaksanaan kegiatan PPM, (3) pelaksanaan desain kegiatan, (4) sinkronisasi dan koordinasi kegiatan PPM dengan stakeholder, (5) monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan PPM, dan (5) penyusunan laporan pelaksanaan PPM. Dampak atau hasil kegiatan PPM yaitu: (1) pemahaman Santri Tani milenial meningkat mengenai manajemen usaha Jamur Tiram, (2) pengetahuan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik santri tani milenial menigkat dalam agroteknologi Jamur Tiram, (3) meningkatnya nilai tambah Jamur Tiram, (4) Meningkatnya pemahaman tentang diversifikasi produk, (5) menguasai digitalisasi pertanian melalai digital marketing produk Jamur Tiram, (6) adanya keberlanjutan minat wirausaha mandiri dari para santri milineal.
Publisitas