Nurjanna Joko Trilaksono
Sungai Citarum cenderung meluap menjadi banjir pada saat musim hujan dan menggenangi beberapa kecamatan di Bandung Selatan termasuk Majalaya. Banjir di daerah ini perlu ditangani secara komprehensif, baik secara struktural maupun nonstruktural. Pada kegiatan program pengabdian masyakat ini, Kelompok Keahlian Sains Atmosfer (KKSA) Institut Teknologi Bandung (ITB) berinisiatif untuk memberikan kontribusi terhadap masyarakat Majalaya dan sekitarnya dengan cara menerapkan teknologi untuk pengembangan sistem peringatan dini untuk banjir. Kegiatan ini akan melibatkan pemerintah daerah, dalam hal ini kecamatan, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Garda Caah dan Jaga Balai yang sudah terbina komunikasi yang baik dengan KKSA. Dalam membangun sistem peringatan dini bencana banjir berbasis masyarakat, faktor utama yang paling penting adalah keterlibatan masyarakat. Selain itu, perkembangan sistem peringatan dini banjir ini perlu terdokumentasi dengan baik, agar setiap langkah atau proses-proses perkembangan ini dapat dipublikasikan dengan mudah, dievaluasi, atau direplikasi di tempat lain. Oleh karena itu kegiatan yang dilakukan pada pengabdian masyarakat ini adalah (1) Pelatihan peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai sistem peringatan dini, meteorologi, dan hidrologi terkait dengan banjir, (2) Pelatihan penggunaan sistem informasi cuaca dan perawatan (maintenance) AWS dan prediksi cuaca untuk peringatan dini banjir berbasis masyarakat/komunitas di wilayah kecamatan Majalaya, (3) Workshop pengembangan sistem peringatan dini banjir berbasis masyarakat, (4) dokumentasi pengembangan sistem peringatan dini banjir berbasis masyarakat dalam format video.
Penerapan Teknologi Tepat Guna, Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan, Penanganan Darurat Bencana
Pada tahun 2015, KKSA ITB telah melakukan pemasangan satu alat Automatic Weather Station (AWS) di Majalaya dan mengintegrasikannya kedalam sistem informasi peringatan dini terpadu. Adanya sistem informasi ini telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, tetapi masyarakat belum terlibat aktif dan belum memiliki keterampilan dalam mengoperasikan sistem ini. Pada praktiknya, dalam sistem peringatan dini berbasis masyarakat, dibutuhkan peran masyarakat yang terampil agar sistem ini dapat terus berkembang dan bermanfaat lebih baik.