Muhammad Yudhistira Azis
Kimia sering dianggap salah satu mata pelajaran yang sulit bahkan siswa tidak ingin mempelajarinya lebih lanjut. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan memahami konsep kimia. Ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran tersulit bagi kebanyakan siswa menengah dan mahasiswa. Padahal pelajaran kimia erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari dan telah memberikan banyak manfaat bagi manusia. Praktikum merupakan salah satu metode dalam mendukung pemahaman siswa dan guru dalam belajar keilmuan sains di sekolah. Praktikum di sekolah menengah yang tidak merata baik infrastruktur dan modul menjadi prioritas esensial dalam pengembangan pembelajaran di sekolah tingkat menengah atas. Namun permasalahan yang utama di kalangan sekolah menengah atas adalah lebih cara memahami pembelajaran materi ilmu kimia dengan mudah. Praktikum aplikatif dan berbasis digital dapat menjadi solusi dalam peremajaan modul praktikum di sekolah tingkat menengah atas. Pembelajaran menggunakan praktikum aplikatif, memungkinkan siswa untuk berproses dalam menemukan konsep sendiri, sehingga materi yang dipelajari dapat diidentifikasi, dianalisis dan disintesis, diuji kebenarannya dan disimpulkan menjadi suatu konsep. Penggunaan praktikum apli katif menjadikan siswa termotivasi untuk belajar, kreatif, berpikir logis serta sistematis dan dapat melatih siswa untuk berpikir ilmiah. Pembelajaran terkait kasus-kasus yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan bahan-bahan kimia yang didapatkan secara alami menjadi hal yang memudahkan untuk mempelajari ilmu kimia dan membuat aplikasi ilmu kimia dapat menyenangkan dan menjadi solusi permasalahan di lingkungan sekolah. Safetylab dapat bermanfaat sebagai wawasan jika bekerja laboratorium industri atau pendidikan di tingkat universitas (Putra, A.Y dan Mairizki, F., 2020). Oleh karena itu pengenalan dan pelatihan pemahaman safetylab di sekolah tingkat menengah atas harus diberikan sejak dini. SMAN 3 Banjar dan SMAN 30 Garut merupakan sekolah menjadi salah satu tolak ukur kualitas pendidikan di daerah selatan Jawa Barat. Kemampuan siswa sekolah tersebut termasuk masih tertinggal dalam bidang sains terutama dalam pengembangan laboratorium di bidang sains. Oleh karena itu kegiatan ini akan menjadi inisiasi dan percontohan di SMA lainnya dalam mengembangkan modul praktikum kimia dan penggunaan safetylab di laboratorium SMA. Selain itu, kegiatan ini dapat mengevaluasi miskonsepsi pembelajaran materi kimia dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di tingkat sekolah menengah. Hal ini perlu diluruskan agar tidak berdampak dalam pemahaman konsep di universitas maupun di industri nantinya. Kegiatan ini akan menjadi inisiasi awal terciptanya kolaborasi kerja sama antara pemda setempat, sekolah dan akademisi sehingga tercipta suatu perjanjian kerja sama yang berkelanjutan. Kegiatan ini juga menjadi salah satu cara dalam meningkatkan kualitas pemuda di kota Banjar dan Kabupaten Garut khususnya dan menjadi percontohan untuk sekolah-sekolah lainnya di wilayah selatan Jawa Barat. Kegiatan ini akan melibatkan 60 siswa di masing-masing sekolah. Kegiatan akan diliput oleh media massa serta menghasilkan hak cipta berupa modul praktikum aplikatif juga video kegiatan. Kegiatan selanjutnya dapat merambah di berbagai SMA di sekitar Jawa Barat.
Mengevaluasi berbagai miskonsepsi yang terjadi antara materi kimia di universitas dan di sekolah tingkat menengah atas.; Melakukan pelatihan praktikum kimia kombinasi berbasis aplikatif dan digital dalam meningkatkan kualitas modul praktikum di sekolah tingkat menengah wilayah selatan Jawa Barat yang diwakili oleh SMAN 3 Banjar dan SMAN 30 GARUT dalam meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran materi kimia; Melakukan sosialisasi dan pelatihan pemahaman terkait safetylab kepada siswa SMAN 3 Banjar dan SMAN 30 Garut sekaligus menerapkannya dalam praktikum di Laboratorium Kimia
Sangat bermanfaat dapat menjadi host universitas dan komunitas keprofesian kimia dalam membina sekolah baik siswa dan guru untuk menambah pemberdayaan modul kimia aplikatif, penerapan saftey lab dan miskonsepsi kimia antar perguruan tinggi dengan sekolah menengah atas. Tiap jurusan memberikan keahliannya masing-masing dan saling memberikan keilmuan lokal masing-masing