Penelitian Lanjutan Untuk Pemetaan Lubang Bekas Tambang Di Provinsi Kalimantan Selatan
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Sendy Dwiki



Ringkasan Kegiatan

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan batubara terbanyak di dunia yaitu 39,891 milliar ton. Pada tahun 2019, 42% cadangan batubara di Indonesia berada di Kalimantan Timur, sehingga banyak perusahaan pertambangan yang beroperasi di daerah tersebut. Pada saat otonomi daerah keberadaan perusahaan batubara meningkat secara signifikan. Hal ini menyebabkan produksi batubara meningkat dan PDRB Kalimantan Timur didominasi oleh sektor pertambangan. Selain menimbulkan dampak positif, kegiatan pertambangan juga menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif dari kegiatan pertambangan batubara di Kalimantan Timur adalah timbulnya lubang bekas tambang atau void diakhirkegiatan pertambangan. Berdasarkan pemantauan khusus ke lokasi bekas tambangyang dilakukan oleh Komnas HAM dengan Koalisis Lawan Lubang Tambang menyebutkanbahwa ada sekitar 25 orang yang tenggelam di lubang bekas tambang yang tercatatpada tahun 2016. Oleh karena itu, perlunya kajian khusus untuk mengatasimasalah ini. Teknologi penginderaan jauh (remote sensing) dapatdigunakan untuk kegiatan pemantauan lingkungan pertambangan. Penelitian inimemanfaatkan teknologi remote sensing untuk melihat dampak pertambangan batubara di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur berupa void. Persebaran void dapat ditentukan darihasil analisis NDVI, NDWI dan MNDWI, peta tutupan lahan KLHK, dan peta WIUPIndonesia. Kriteria void adalah daerah yang memiliki nilai NDVI negatif, NDWIdan MNDWI positif, berada di daerah WIUP dan daerah pertambangan berdasarkanklasifikasi tutupan lahan dari KLHK. Berdasarkan kriteria tersebut dapatdikatakan bahwa void banyak terdapat di daerah selatan dan barat Kota Samarinda (Kecamatan Palaran, Sambutan dan Sungai Kunjang).



Capaian

Laporan Akhir



Testimoni Masyarakat

Sebagai data untuk kajian awal dalam pengelolaan dampak lingkungan dari pertambangan batubara yang di pulau Kalimantan, khususnya Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (untuk Provinsi Kalimantan Selatan sedang dilakukan kajian secara terpisah)