Penelitian Lanjutan Pengembangan dan Pemanfaatan Bambu Ukir Sebagai Elemen Interior
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Budi Isdianto



Ringkasan Kegiatan

Program ini merupakan lanjutan dari program Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 2015 berjudul “Pemanfaatan Bambu Sebagai Material Alternatif Bagi Pengrajin Ukir Jepara” yang telah berhasil membuktikan bahwa bambu petung dari Jawa Barat memiliki tingkat kekuatan dan kekerasan yang sesuai untuk dijadikan sebagai bahan dasar ukiran. Program tersebut menghasilkan beberapa prototype ukiran bambu baik menggunakan metode krawang (tembus) maupun lemahan (permukaan) dan memungkinkan untuk dilakukan pengembangan baik dari segi motif, dimensi bambu, maupun fungsi dari ukiran tersebut. Selain itu, pola pikir pengrajin menjadi semakin terbuka dengan adanya peluang baru yang bisa mereka kembangkan di Jepara Daerah Senenan, Jepara masih menjadi salah satu daerah yang menjadi prioritas dalam program ini karena memiliki beberapa tenaga ahli ukir yang sudah memiliki hubungan baik melalui kegiatan sebelumnya. Program ini mencoba untuk melanjutkan memberikan nilai lebih ukiran bambu yang sudah ada dengan cara memberikan fungsi dan mengaplikasikannya ke dalam ruang interior. Hal ini dilakukan dengan penekanan untuk menjaga dan melestarikan kemampuan yang dimiliki oleh pengrajin ukir Jepara agar tidak hilang sekaligus menggiatkan kembali industri bambu di Indonesia. Bahkan dengan pengayaan desain dan fungsi yang digunakan akan menambah kemampuan pengrajin dalam berkarya. Kendala yang mungkin muncul adalah kemampuan adaptasi yang dimiliki oleh pengrajin ukir untuk menjaga dan meningkatkan kualitas bambu ukir yang dihasilkan. Proses adaptasi tersebut mungkin akan memerlukan waktu, namun diharapkan hal tersebut tidak menjadi kendala berarti.



Capaian

Penerapa Karya Seni/Desain/Arsitektur/Perencanaan Wilayah, Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan



Testimoni Masyarakat

Masyarakat Senenan Jepara dikenal memiliki kemampuan ukir yang baik. Namun kendalanya adalah ketergantungan pengrajin pada kayu sebagai material utama. Ketersediaan bahan dasar kayu yang semakin langka mengakibatkan semakin tinggi harga kayu di pasaran sehingga melebihi daya beli pengrajin. Apabila hal ini dibiarkan maka bukan tidak mungkin kemampuan ukir pengrajin Jepara akan semakin menghilang.