Rintakasari Vitri Ayuningtyas
Salah satu topik mengenai kesehatan kota yang penting untuk diangkat ke dalam arena penelitian dan pengabdian masyarakat adalah mengenai kesehatan lingkungan atas polusi suara atau kebisingan. Kawasan yang memiliki tingkat kerentanan paling tinggi terhadap polusi suara ini dapat ditemukan pada lingkungan permukiman di sekitar bandar udara. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berlokasi di sekitar kawasan Bandar Udara Husein Sastranegara, khususnya di Kecamatan Cicendo dan Kecamatan Andir, Kota Bandung yang termasuk ke dalam kawasan tingkat kebisingan II dan III Bandar Udara Husein Sastranegara. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pendampingan dan sosialisasi terhadap risiko tingkat kebisingan akibat kegiatan Bandar Udara Husein Sastranegara untuk mendukung terciptanya lingkungan permukiman perkotaan yang sehat. Rangkaian kegiatan terdiri dari pengumpulan data sekunder dan primer diantaranya adalah peta kawasan kebisingan Bandar Udara Husein Sastranegara serta fasilitas yang berada di kawasan tingkat kebisingan I, II. dan III, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan buku saku “Mitigasi Kawasan Kebisingan di Sekitar Bandar Udara Husein Sastranegara”, dan rangkaian kegiatan ditutup dengan sosialisasi mitigasi kawasan kebisingan. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan secara luring di Kantor Kecamatan Cicendo, yang dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah kecamat, kelurahan, serta perwakilan masyarakat yang terdampak kebisingan dari aktivitas Bandar Udara Husein Sastranegara.
Pada kegiatan sosialisasi, tim pengabdian kepada masyarakat menginformasikan adanya 37 fasilitas pendidikan dan 4 fasilitas kesehatan pada kawasan kebisingan tingkat II, serta terdapat 53 fasilitas pendidikan dan 2 fasilitas kesehatan yang terletak pada kawasan kebisingan tingkat III. Fasilitas-fasilitas tersebut diperkirakan terdampak dengan kebisingan akibat aktivitas bandara dan perlu dilakukan upaya mitigasi agar tidak mengganggu kenyamanan penggunanya. Terdapat beberapa rekomendasi upaya mitigasi yang dapat dilakukan oleh pengelola fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, serta masyarakat, diantaranya adalah menutup celah pintu dan jendela, menggunakan dinding kedap suara, menempatkan benda besar seperti rak buku di dekat tembok, serta memasang tirai untuk memecah gelombang suara sehingga tidak masuk ke ruangan. Selain itu, pemerintah daerah dan pengelola bandar udara juga dapat menurunkan getaran suara dari luar ruangan dengan cara menanam pohon di sekitar sumber kebisingan maupun membuat taman gundukan berupa piramida memanjang yang mampu bekerja sebagai peredam suara seperti yang dilakukan oleh Bandar Udara Schiphol, Amsterdam.
Mitigasi kawasan kebisingan juga dapat dilakukan melalui perencanaan tata ruang. Bahwa kawasan yang memiliki Bandar Udara perlu mempertimbangkan kawasan kebisingan agar penempatan secara keruangan atau spasial sesuai dengan peruntukan dan ketentuan serta disarankan untuk tidak menempatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan pada kawasan kebisingan pendidikan tingkat II dan III sesuai dengan penetapan perundang-undangan. Upaya tersebut dapat didukung dengan penyediaan rambu-rambu yang dapat dipahami masyarakat terkait informasi frekuensi kebisingan dan batas kawasan kebisingan.
Pada sesi diskusi, peserta sangat antusias menceritakan upaya yang selama ini telah dilakukan untuk meredam kebisingan diantaranya adalah menanam pohon di sekitar rumah. Di sisi lain, masyarakat juga menyadari bahwa telah terjadi proses adaptasi yang membuat mereka dapat hidup berdampingan dengan sumber kebisingan. Walau demikian, masyarakat berharap agar kebisingan dapat dikurangi sehingga tidak mengganggu aktivitas dan kesehatan mereka di masa mendatang.
Memberikan pendampingan dan sosialisasi terhadap risiko tingkat kebisingan akibat kegiatan Bandar Udara Husein Sastranegara untuk mendukung terciptanya lingkungan permukiman perkotaan yang sehat
Kegiatan pendampingan masyarakat ini diharapkan mampu menjalin hubungan antara masyarakat dan perguruan tinggi dalam menerapkan wujud nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi. Isu kesehatan lingkungan merupakan salah satu topik yang menjadi perhatian di bidang perencanaan wilayah dan kota.